Saturday, 4 May 2019
Nasip Anies setelah pemilu
Tulisan Erizeli Jely Bandaro
Nasip Anies setelah pemilu
( politik )
Kalau kita baca peta politik paska pemilu 2019, ada enam kekuatan di DKI. Berdasarkan real count Yaitu PDIP: 19,33 persen suara. PKS: 17.55 persen suara, Gerindra: 16.37 persen suara, PAN: 6.42 persen suara, Demokrat: 6.27 persen suara dan PSI: 5.85 persen suara. Dari empat ini ada tiga yang punya kepentingan besar di DKI, yaitu PDIP, PKS dan Gerindra. Kemungkinan akan ada koalisi untuk memperebutkan korsi DKI-2 yang kosong. PDIP jelas tidak mungkin dapat jatah wagub dki. Pilihan hanya dari Gerindra dan PKS. Yang jadi masalah adalah Gerindra sudah ada calon sendiri, yang pasti bukan dari PKS, yaitu kemungkinan kader yang baru masuk, Erwin Aksa. Bagaimanapun Gerindra akan berjuang agar Erwin aksa terpilih. Mengapa ? Karena sudah ada sinyal Gerindra akan menarik dukungannya kepada Anies. Itu sebabnya Anies berharap calon wagub dari PKS, yang mana PKS memang berambisi untuk dapatkan jatah dan Anies sudah disetujui.
Anies berada ditengah pertarungan politik besar di dki. Yang berbahaya adalah Anies bukan kader partai manapun. Dia hanya orang yang ngekos di partai untuk terpilih sebagai gubernur. Ini akan menjadi bulan bulanan partai besar. Deal antar partai besar bisa saja terjadi. Skenario melengserkan Anies dari DKI-1 akan mudah sekali. Mengapa? Gerindra ingin menaikkan kadernya dan PKS juga sama. Sementara jabatan hanya tersedia satu. Nah agar semua kebagian maka jabatwnn DKI-1 juga harus digusur. Gimana caranya menggusur? Saya teringat omongan teman” menjatuhkan Anies itu jauh lebih mudah. Karena dia bukan siapa siapa. Dia hanya ayam kampung diantara ayam Merak. Semua partai sudah menyadari bahwa dia tidak seperti apa yang diomongkannya. Banyak sekali cara untuk menjatuhkan Anies. Dalam politik semua hal bisa saja mungkin, kalau Deal sudah terjadi diantara pimpinan partai.
Apalagi PDIP merasa programnya di era Ahok digusur oleh Anies. Posisi PDIP bersama koalisi sangat signifikan di DKI. Mengusai suara diatas 50%. Tentu PDIP akan menggunakan pertarungan dua kubu PKS dan Gerindra ini agar punya posisi tawar melanjutkan program Jokowi dan Ahok di DKI. Belum lagi, semua partai besar Ingin mendapatkan peluang bagi kadernya menggantikan Jokowi tahun 2024. Keberadaan Anies memang ancaman serius bagi kader partai lainnya. Jadi singkatnya kemungkinan karir Anies memang akan dihabisi sebelum berakhir masa jabatannya. Yang bisa menyelamatkan Anies hanyalah JK. Namun JK jelas lebih mengutamakan Erwin aksa yang ponakannya. Anies emang siapa?
Seandainya Anies jatuh, maka itu mudah ditebak. Itulah nasip anak kos. Anak bedeng. Yang kapanpun bisa disepak kalau engga menguntungkan. Politik memang kejam.
Anies Baswedan, Kecelakaan Sejarah Kepemimpinan DKI Jakarta
By: Manuel Mawengkang .
Wahai warga Jakarta. Bersedihlah. Merataplah dan menyesallah terhadap apa yang sudah terjadi saat ini.
Pemilihan gubernur sudah lewat. Semua sudah termaktub dalam kitab kehidupan sejarah bangsa ini. Sudah terpilih seorang pemimpin kota, yang benar-benar merusak kota.
Bukannya memperbaiki kota ini, malah merusak dan menghancurkan tatanan yang sudah baik. Sekarang, seorang gubernur yang sudah terpilih 2 tahun lalu, menjadi kecelakaan sejarah bagi kepemimpinan DKI Jakarta. Apa-apa saja yang ia lakukan?
Kalau kata orang India, Anies ini adalah bevakooph atau dalam bahasa aslinya बेवकूफ. Orang ini adalah pemimpin yang bodoh.
Dia tidak bisa memimpin, tapi haus dengan kekuasaan.
Dendamnya membuat dirinya ingin melampaui musuh besarnya. Basuki Tjahaja Purnama.
Sosok Anies ini tidak bisa diam melihat apa yang menjadi kelebihan orang. Ia senantiasa iri kepada siapapun yang mencoba menghalang-halanginya. Padahal tidak ada yang menghalanginya.
Manusia ini adalah sampah politik dalam sejarah peradaban manusia. Di dalam dirinya, tidak pernah ada rasa bersalah. Tidak pernah ada rasa self reflection. Semua harus melayani dirinya. Ia merasa semua orang harus melayani dirinya.
Bahkan ketika Jakarta banjir, dia bukan melihat kepada dirinya dengan TGUPP yang tidak terbatas “bodohnya” itu. Melainkan ia melihat dan mempersalahkan Bogor dan sampah. Anies adalah noda hitam sejarah kepemimpinan DKI Jakarta.
Bayangkan saja, dia bisa-bisanya mengatakan sampah yang ada di Sungai dan mampet itu, bukan sampah yang dihasilkan oleh warga Jakarta. Hanya sampah yang bisa mengenali sampah.
Setelah dia berhasil menumbangkan Ahok dengan isu SARA, sekarang Anies sedang mengincar kepala Ridwan Kamil yang merupakan gubernur Jawa Barat. Ridwan Kamil diserang habis-habisan kali ini oleh si manusia produk gagal sejarah ini.
Dia adalah sampah politik bangsa Indonesia. Apa yang dikerjakannya, selalu membawa petaka bagi rakyat, yang memilihnya bahkan.
Rakyat yang memilihnya berasal dari kalangan menengah dan menengah ke bawah. Baik secara pendidikan maupun secara ekonomi.
Mereka mudah dikibuli dan dikerjain oleh manusia bergelar Ph. D. yang didapatkan dari Amerika itu. Benar-benar mentalitas penguasa ada di dalam diri Anies. Dia ketika kampanye, menjual kebodohan dan menjual janji-janji palsu.
Kita tidak usah bicara jauh-jauh mengenai kebodohannya. Tapi mari kita lihat bagaimana cara manusia ini mengurus banjir. Bayangkan saja. Banjir bukan datang dari hujan yang tumpah di atas Jakarta. Banjir datang karena kiriman.
Selama ini Anies berkoar-koar mengenai naturalisasi kali. Tapi ketika bicara mulutnya tidak sampai kepada aplikasi, di sana dia bisa dipandang sebagai produk gagal dari sejarah bangsa ini. Anies adalah produk gagal kepemimpinan DKI Jakarta.
Kepemimpinan tidak akan bisa berjalan hanya dengan moncong bibirnya. Kepemimpinan bisa terjadi, jika ada niat dan kuasa untuk melakukan perbaikan itu.
Contoh saja Ahok. Dia hanya dalam waktu kurang dari 3 tahun kepemimpinan di DKI Jakarta bersama Djarot Saiful Hidayat, bisa menyelesaikan banyak permasalahan.
Semuanya tergantung niat. Maka sekali lagi, izinkan penulis untuk berbelasungkawa kepada warga Jakarta. Warga yang sudah memilih Anies, kecelakaan sejarah kepemimpinan DKI Jakarta sebagia pemimpin kalian.
Pada esensinya, Anies itu adalah manusia yang tidak bisa bekerja. Apa yang ia katakan, hanya mentok di sana.
Tidak ada hal baik sedikitpun dari Anies, mengenai kepemimpinan di DKI Jakarta. Seorang pemimpin seyogyanya memiliki sifat reflektif. Tapi orang ini, sampah politik SARA DKI ini, menjadi sosok yang menyalah-nyalahkan orang lain.
Bayangkan saja, Ridwan Kamil bisa disalahkan karena mengirimkan hujan dari Bogor. Yang kirimkan hujan dari Bogor itu Tuhan. Bukan Ridwan. Kalau Tuhan kirimkan, ya artinya ada pelajaran yang bisa didapatkan.
Baru saja Anies berkoar-koar mengenai banjir kiriman dari Bogor, Tuhan langsung malam ini, kabarnya mencurahkan hujan di atas langit Jakarta dengan deras. Penulis mendapatkan kabar dari saudara di Jakarta, bahwa sebentar lagi Jakarta akan tenggelam.
Di mana koar AA Gym sekarang?
Solusinya apa? Rahasia? Anies masih merahasiakan solusi banjir, ketika sudah ada ratusan, bahkan ribuan korban yang mengungsi? Anies masih merahasiakan solusi banjir, ketika sudah ada korban jiwa karena banjir? Memang benar-benar Anies ini sampah politik bagi kepemimpinan di DKI Jakarta.
Selamat ya warga Jakarta. Izinkan saya untuk…
menertawakan kalian. Hahahahaha!
Begitulah sampah-sampah.
#JokowiLagi
Nasip Anies setelah pemilu
Reviewed by Mpg
on
08:27
Rating: 5
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment