Latest News

Monday, 6 May 2019

LEGACY JOKOWI, JIKA 2024 MUNCULKAN PENGGANTI DIRINYA



LEGACY JOKOWI, JIKA 2024 MUNCULKAN PENGGANTI DIRINYA

Apa ukuran legacy Jokowi 2019-2024? Saya tidak mau seperti Panitia Nobel di Norwegia. Pada 2009 mereka memberi Obama Hadiah Nobel. Alasannya, upaya luar biasa diplomasi internasional. Pemberian hadiah itu terlalu dini. Sebelum Obama berbuat. Hasilnya? Obama mengecewakan. Jokowi tak boleh layu sebelum berkembang.

Presiden Jokowi punya moto bekerja, bekerja, bekerja. Bukan ngomong. Bukan pula ngomong seperti SBY, akan akan akan akan. Tanpa pernah berbuat nyata. Dia hanya selain membesarkan kroninya, memperkuat KKN Petral. Juga membesarkan dan melakukan pembiaran radikalisme selama 10 tahun masa SBY.

Tugas Jokowi berat benar. Dia harus melawan teroris. Kini, teroris berkedok agama. Tindakan tegas mesti dilakukan. Tembak ditempat. Kejar dan bunuh. Seperti yang terjadi dua hari lalu di Bekasi, teroris dihabisi oleh Densus 88. Kenapa? Faktanya deradikalisasi gagal total. Ideologi teroris susah diubah. Pemenjaraan juga tak berguna.

Nah, Jokowi harus mulai memikirkan cara menghancurkan radikalisme. Salah satu cara, lewat pendidikan sejak PAUD. Dia menyebut janjinya mengajarkan Pancasila di sekolah-sekolah. Sekolah dengan segala tingkatan, negeri dan swasta, wajib menyanyikan lagu Indonesia Raya. Tiap pagi. Pancasila diucapkan. Ditanamkan dalam benak sejak kanak-kanak. Sampai perguruan tinggi.

Kenapa menanamkan nasionalisme penting sebagai legacy dasar Jokowi? Ancaman nyata terhadap eksistensi Negara Pancasila di depan mata. Intoleransi, anti-pluralisme, anti Pancasila, anti NKRI menjadi masalah yang merusak kohesi bangsa. Mengancam keutuhan NKRI. Yang kaum khilafah telah menanamkan kuku kekuasaan. Di sekolah, di BUMN, ASN, bahkan sebagian ada indikasi menyusup di TNI/Polri. Hampir semua lembaga.

Khusus ASN dan BUMN harus dibersihkan dari unsur khilafah. Jokowi harus mengatur Perpres (Peraturan Presiden) atau UU tentang ASN yang bisa memecat ASN yang berpaham khilafah, Ikhwanul Muslimin, anti Pancasila, dan memusuhi negara.

Demikian pula dominasi lembaga anti rasuah KPK yang memunculkan manusia seperti Novel Baswedan perlu diluruskan. KPK harus menjadi lembaga independen, bukan kaki tangan siapa pun, apalagi khilafah. Orang seperti Novel Baswedan main politik di KPK. Dia mending dicopot dari KPK. Buat apa mempertahankan orang tidak jelas komitmennya? Lebih banyak ngomong ngawur, bahkan ngancam-ngancam Kapolri segala.

Pembersihan terhadap radikalisme, teroris, dan intoleransi ini akan menentukan jalannya roda pemerintahan. Jokowi menegakkan tegaknya NKRI.

Dengan demikian, secara bersamaan dia meletakkan dasar bagi estafet bangsa dan negara ke tangan penguasa yang pro Pancasila, pro NKRI.

Maka akan muncul para calon penguasa baru, atau pemimpin baru. Pemimpin baru ini bukan hanya berkuasa. Namun menjadi mirip Jokowi. Tanpa punya kemiripan, legacy Jokowi akan dihancurkan. Sejak saat ini Jokowi harus memikirkan calon penggantinya, estafet kekuasaan untuk NKRI, untuk Pancasila.

Jika gagal mempersiapkan pengganti Jokowi 2024, bahkan Jokowi bisa menjadi pesakitan jika kelompok khilafah selama 5 tahun menancapkan kuku kekuasaan. Mereka akan membumihanguskan bukan hanya rakyat Indonesia, Anda dan saya. Juga Jokowi. (Penulis: Ninoy N Karundeng).

No comments:

Post a Comment

Tags

Recent Post