Saturday, 13 June 2020
Era Tarik Dana Ribuan Triliunan Dari Luar, Jokowi Hebat.
ERA JOKOWI, ERA TARIK DANA RIBUAN TRILIUN DARI LUAR NEGERI
Jadi, demikianlah akhirnya. Pemerintah Indonesia dan Swiss menandatangani deklarasi kerjasama, pekan lalu. Dengan demikian, era menyembunyikan duit haram para koruptor di Swiss berakhir - karena pemerintahan Jokowi kini giat mengejarnya.
Deklarasi yang sama juga dibuat dengan pihak berwenang di China, Hong Kong dan Singapura. Jika Swiss menyepakati, negara lain mau tak mau menyusul.
Maka, bila Presiden Jokowi terpilih lagi - masuk periode dua - ada harapan ribuan triliun duit haram orang kita di Swiss, Singapura dan Hong Kong - atau pajak resmi yang seharusnya mereka bayar - balik ke Tanah Air.
Sebaliknya, bila Jokowi kalah dan diganti, maka rezim baru yang menikmatinya, atau menghentikannya. Atau sebaliknya, justru asset kita yang akan terbang ke Swiss, Hong Kong, Singapura dan China. Mereka sudah siap menadahnya.
Tak heran bila pemilik uang haram itu kini ketar ketir. Sekuat tenaga mereka menggagalkannya, dan berharap pemerintah Jokowi jatuh dan tidak terpilih lagi.
Memanfaatkan politisi kubu lawan, mengerahkan provokator dan agitator, memproduksi isu, menyebarkan hoax, membuat keresahan dan kerusuhan, instabilitas, demo demo bernuansa SARA, tagar ganti presiden, mengerahkan kaum radikal intoleran ke jalan, menggunakan jasa kaum separatis, semua dalam upaya menghentikan kembalinya uang haram itu.
Jangan dikira aksi penembakan di Papua, aksi aksi separatis, dan demo demo di jalanan tidak ada hubungannya dengan politik di Jakarta dan para mafia ekonomi.
DULU, tak lama setelah rezim Orde Baru jatuh, setiap kali Soeharto hendak diadili, dibawa ke meja hijau, meletus aksi aksi kerusuhan di berbagai pelosok negeri. Pelakunya belum tentu atas perintah keluarga mantan presiden itu, melainkan kroni kroninya, baik di pusat dan daerah.
Selama 32 tahun menguasai politik dan keamanan di Tanah Air, kroni keluarga Cendana - baik yang masih dinas maupun pensiun - tahu persis potensi potensi konflik di berbagai pelosok daerah, dan bagaimana memprovokasi warga agar berseteru satu dengan yang lain. Dan mereka yang di Jakarta menikmati hasilnya.
Dan jangan lupa perusahaan asing tak rela tambang uang mereka berkurang dan berakhir di sini. Untuk tingkat korporasi global, mereka mampu membiayai LSM, stasiun TV, media, dan juga geng bersenjata, untuk membuat ulah. Belum lagi mafia BBM, mafia pangan, mafia pelabuhan, yang telah digulung satu per satu. Mereka terus konslodasi, karena uang tabungan mereka masih banyak.
Dengan aset triliunan rupiah yang telah dikeduknya, selama puluhan tahun – selama ini - para mafia klas Mastodon itu, bisa melakukan segalanya. Membeli integritas oknum oknum, mengongkosi kelompok bersenjata untuk mengobarkan kerusuhan di berbagai wilayah, membayar politisi dan media lalu mengalihkan isu, agar pemerintah mengalihkan perhatian . Pendeknya, bikin repot pemerintah.
Bambang Brodjonegoro, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia dan Menteri Keuangan sebelumnya, pernah memperkirakan, sedikitnya ada 84 WNI memiliki rekening gendut di bank Swiss. Nilainya mencapai kurang lebih US$ 195 miliar atau sekitar Rp 2.535 triliun (kurs Rp 13.000 per US$). Jauh di atas belanja negara dalam APBN 2016 sebesar Rp 2.095,7 triliun, sebagaimana dilansir Thejakartapost.com.
Bangsa Indonesia - khususnya generasi yang seusia saya - tak bisa melupakan peristiwa yang menghebohkan Singapura dan Indonesia di tahun 1992, dimana Pengadilan Tinggi Singapura membuka kembali persidangan untuk menentukan siapa yang berhak atas 19 rekening milik almarhum Haji Achmad Thahir di Bank Sumitomo Singapura. Terjadi perebutan antara istrinya almarhum, Kartika Thahir melawan Pertamina.
Thahir adalah pejabat tinggi di Pertamina. Dalam rekening yang menjadi sengketa itu, ada dana USD 79 juta. Perkiraan awal berjumlah 23 juta dollar AS, tapi jumlahnya terus berbunga. Diduga uang tersebut adalah komisi yang diterima Thahir atas sejumlah proyek Pertamina.
Saat itu Kartika Thahir tidak tinggal di Singapura, melainkan di Jenewa, Swiss. Majalah Tempo memburu Kartika hingga ke Swiss. Jadi laporan utama masa itu.
Dan Kartika Thahir hanya salahsatu orang Indonesia yang mengambil dan menyimpan duit haram yang berasal dari aset tanah air kita. Masih banyak yang lainnya. Yakni mafia dan koruptor Indonesia generasi baru. Kata Bambang Brojonegoro itu, ada 84 WNI.
DI AULA Chakti Budhi Bakti, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, Selasa (04/07) perjanjian itu penandatanganan dilakukan oleh Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Yvonne Baumann dan Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi yang disaksikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati serta Perwakilan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Firdaus Djaelani dan Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri Ridwan Hassan.
Dalam ‘joint declaration’ ini, Indonesia dan Swiss menyatakan kesepakatan untuk saling bertukar informasi rekening keuangan secara otomatis sesuai dengan Common Reporting Standar mulai tahun 2018 dan pertukaran pertama akan dilakukan pada tahun 2019.
Sri Mulyani mengatakan penandatanganan dengan Swiss menandakan berakhirnya era kerahasiaan penyimpanan uang dari pajak. Selama ini Swiss dikenal sebagai salah satu pusat keuangan terbesar dunia dan mendapat julukan salah satu negara surga pajak.
"Penandatanganan hari ini simbol sangat penting, sinyal kuat bagi para financial center seluruh dunia, bahwa tempat penyimpanan pajak sudah berakhir, era kerahasiaan berakhir," kata Sri Mulyani kepada wartawan, Selasa (4/7).
DUTA BESAR Swiss untuk Indonesia, Yvonne Baumann, mengatakan, Swiss memiliki kepentingan untuk ikut menerapkan transparansi keuangan. Dia juga berharap perjanjian ini juga dapat menjadi pintu penguatan kerja sama Indonesia - Swiss dalam isu keuangan lain. "Ini adalah kemajuan besar untuk menerapkan keterbukaan informasi keuangan," kata Yvonne.
Itu artinya yang dikejar bukan hanya pajak dari penghasilan resmi, melainkan juga aset-aset yang tidak jelas asal usulnya.
"Penandatanganan ‘joint declaration’ ini menunjukkan komitmen pemerintah Swiss untuk mengimplementasikan standar internasional dalam hal transparansi perpajakan. Hal ini juga sejalan dengan strategi pemerintah Swiss di bidang keuangan yang kompetitif dan berintegritas tinggi," ungkap Yvonne pada sambutannya.
Selain Swiss, negara-negara lain yang sangat penting bagi Indonesia untuk bertukar informasi adalah Singapura, Hongkong, Macau, United Kingdom, Amerika, dan Australia dimana negara-negara tersebut merupakan pusat keuangan yang bisa dijadikan tempat penghindaran pajak.
Jumat 16 Juni 2017 lalu, Pemerintah Indonesia dan Hong Kong menandatangani Bilateral Competent Authority Agreement (BCAA) di Kantor Pusat Ditjen Pajak Hong Kong (Inland Revenue Department/IRD). Penandatanganan dilakukan langsung oleh kedua petinggi otoritas pajak Indonesia yaitu Dirjen Pajak RI Ken Dwiguisteadi dan Dirjen Pajak Hong Kong Richard Wong Kuen Fai, yang didampingi oleh Direktur Perpajakan Internasional John Hutagaol, Konsul Jenderal RI di Hong Kong Tri Tharyat dan Deputy Commissioner Brian Chiu Kwok-Kit.
“Penandatangan BCAA ini merupakan yang pertama bagi Indonesia dengan negara lain terkait pertukaran informasi secara otomatis,” ujar John kepada DDTCNews.
SINGAPURA merupakan salah satu negara yang tengah dibidik oleh pemerintah Indonesia untuk perjanjian bilateral AEoI - Automatic Exchange of Information: pelaksanaan pertukaran informasi secara otomatis. Sebab, banyak WNI yang diduga menyembunyikan hartanya di Singapura. Pada 2014 silam, Budi Gunadi Sadikin yang ketika itu menjabat Direktur Utama Bank Mandiri memperkirakan total dana WNI yang tersimpan di perbankan Singapura berjumlah lebih dari Rp 3.000 triliun.
Sebelumnya pemerintah pun telah menandatangani perjanjian dengan Tiongkok, Hong Kong dan puluhan negara lain yang telah menerapkan AEoI. Selanjutnya, pemerintah berharap segera menandatangani kesepakatan akses keterbukaan informasi dengan Singapura.
"Saya yakin mereka (Singapura) syaratnya sama dengan Swiss dan Hong Kong. Kalau Hong Kong siap, Singapura juga harus siap," kata Sri Mulyani.
Pemerintah Singapura telah sepakat mengikuti kerja sama pertukaran data secara otomatis AEoI. Namun, pemerintah negeri singa hanya akan menjalankan kerja sama itu melalui perjanjian bilateral dengan negara-negara yang dianggap memenuhi syarat.
Kehadiran Prabowo dan panggung yang diberikan untuknya berpidato, beberapa waktu lalu, sebenarnya menunjukkan Singapura yang sedang resah. Potensi baliknya duit orang Indonesia ke Tanah Air - dari negeri mini ini - membuat mereka ketar ketir. Mau tak mau mereka berharap pada Prabowo.
PRESIDEN JOKOWI menyebut, Indonesia sebenarnya punya banyak uang. Namun, tak sedikit pula pengusaha atau konglomerat yang justru memilih untuk menyimpan uangnya di luar negeri.
"Bukan uang siapa-siapa, itu uang kita. Ada yang ditaruh di bawah bantal. Saya tahu, ada yang ditaruh di bank Swiss, ada yang ditaruh di Hongkong, ada yang ditaruh di BPI, ada yang ditaruh di Singapura. Datanya ada di kantong saya," kata Presiden Jokowi dalam sosialisasi Tax Amnesty di Sumatera Utara seperti ditulis situs Setkab di Jakarta pada Juli 2016 lalu.
Jokowi mengingatkan kepada pengusaha dan orang Indonesia bahwa mereka hidup dan makan di Indonesia, serta bertempat tinggal di Indonesia. Para pengusaha juga diberi kemudahan oleh pemerintah mencari rezeki di Indonesia. Karena itu, Presiden menilai, kalau ada uang ditempatkan di luar negeri (merupakan) tidak pantas.
PERJANJIAN kerjasama Indonesia - Swiss sepenuhnya keputusan politik – sepenuhnya keputusan presiden Jokowi dan tim ekonominya. Bisa jadi aksi nyata, bisa cuma dokumen mati yang tak berbunyi alias ‘macan kertas’ - bergantung pada integritas pelaksanaannya.
Para patriot pembela tanah air, dan mereka yang berintegritas, bisa mewujudkannya menjadi aksi nyata, dengan segela kesungguhan dan kegigihan. Presiden Jokowi, DR Sri Mulyani dan tim ekonomi yang sering diejek ‘medioker’ oleh kubu lawan – dengan dukungan sebagian anggota DPR RI yang berintegritas - terus memastikan agar dana luar negeri itu bisa ditarik kembali.
Sedangkan politisi kubu lawan boleh jadi diam diam malah mencegahnya. Atau menguasai untuk kepentingan mereka.
Karena itu, rakyat harus waspada dan bisa memilih mana presiden yang berintegritas dan mana calon presiden yang pura pura mau berantas korupsi tapi justru melindunginya, lewat demo bernuansa SARA dan mengobarkan serangan bersenjata di ujung negeri. ***
https://www.cnbcindonesia.com/market/20181213162744-17-46282/siap-siap-wni-tak-bisa-lagi-sembunyikan-uang-di-swiss
.
.
.
Dewa Aruna
-----+-------
Gelar Konser Daring Spesial Edisi Hari Lahir Soekarno, Gibran Sapa dan Dengarkan Keluhan Warga Baron Cilik yang Nonbar dari Kampung
SOLO--Warga RT 1 RW 2 dan RT 2 RW 1 Panularan, beserta warga
RT 1-3 RW 7 Kelurahan Bumi menggelar nonbar (nonton bareng) acara seni hiburan daring Inaugurasi Panglipur Ati Vol. 3 yang bertema hari lahir Sang Proklamator dari kampung masing-masing, Sabtu (6/6/2020).
Tampak di lokasi terdapat relawan Kagege (Kancane Gibran Gees) yang sudah berada di tempat sembari mengedukasi masyarakat sekitar terkait penanggulangan Covid-19. Relawan turut membagikan masker dan menyediakan tempat cuci tangan di lokasi acara.
Sekitar pukul 15.00 WIB saat acara Panglipur Ati dimulai, warga pun menempati kursi yang telah ditata berjarak dan tetap menerapkan protokol kesehatan, tertib mengenakan masker dan melakukan physical distancing.
Panglipur Ati dibuka oleh Gibran dengan membaca puisi dedication of life milik Bung Karno dan dilanjutkan aksi pertunjukan wayang golek dari @yayasan_slenkgroup. Demo masak resep khas masakan yang digemari Bung Karno seperti sayur lodeh, telur ceplok, ikan asin, jadah ketan, olahan singkong dan gethuk bakar juga ditampilkan pada acara ini.
Gibran turut menyapa langsung warga Baron Cilik yang sedang nonbar Panglipur Ati, pemilik brand Tugas Negara Bos itu menanyakan bagaimana keadaan warga selama pandemi.
Ari selaku Ketua RT 1, RW 2 Panularan mengutarakan kegiatan usaha banyak yang macet.
Yayuk selaku kader posyandu balita dan lansia pun menyampaikan permohonan bantuan terkait pengadaan alat kelengkapan posyandu, peningkatan gizi dan permainan edukasi anak.
"Nggih Bu, permasalahan yang Ibu utarakan sering saya dengar saat blusukan dulu. Terkait masalah tersebut sudah saya catat dan coba saya carikan solusinya," ujar Gibran.
Warga pun tampak menikmati acara Panglipur Ati #DariRumahAja. Performer yang tampil pada konser daring kali ini adalah Endah Laras, Fisip Meraung, Wayang Slenk Group, Batikabstract Pandono, Romanz Pitu, Natic.motion, dan Dwisurni.
Warga Baron Cilik turut mendapat bantuan paket sembako dari Gibran sebanyak 210 bingkisan yang disalurkan melalui perangkat RT setempat.
*Lilmar*
-----+-------
*Suara dari seorang Gurubesar UI :*I
_(Rhenald Kasali)_
*Hidup zaman sekarang jauh lebih enak.*
Sy bingung kl ada yg bilang enak zaman dulu. Juga bingung kl dikatakan ekonomi susah. Yg susah kan cuma tinggal preman, koruptor dan politisi2 yg tak terpilih lagi oleh rakyat.
Ngga tahu ya bagaimana takutnya kita sbg mahasiswa, dulu waktu kita dikejar2 intel, ngumpet di kamar jenazah, mau menyatakan pendapat susahnya minta ampun. Itu saat negeri dikuasai oknum diktatur militer. Ngeri...
Cari seribu perak saja saat itu susah sekali. Cuma krn dulu gak ada WA dan FB kita gak saling komen. Lagian kl mengeluh ya besoknya dah hilang diciduk aparat. Ngeri...
Naik bis ngga ada yg ada AC nya. Copetnya ada dimana2. Bahkan pada bawa sangkur. Kita penumpang bis dulu biasa dirogoh dan diperas copet dan begal.
Preman di setiap sudut jalan.
Untuk bisa Makan paling2 sama krupuk dan sudah top kl dapat sop kaki kambing. Itu baru bisa kite makan bbrp bulan sekali.
Mudik, ampun...susahnya setengah mati. Naik kereta semua orang rebutan sampai masuk lewat jendela dan bawa kardus2 bau ikan asin, bukan koper. Toiletnya kotor. Anak2 kegencet-gencet. Tak ada celah kosong. Orang tidur sambil berdiri. Calonya juga banyak. Uang THR habis diembat calo dan copet.
Di kampung2, dulu, ada babinsa yg galaknya minta ampun. Lurah2 juga korup. Bupatinya harus tentara. Kita apa2 harus urusan sama tentara. Ada litsus dll. Di jalanan tentara galaknya minta ampun. Kita ambil jalan mereka, habis kita digamparin. Lewat komplek tentara serem sekali.
Koran2 sering dibredel. Lalu puncaknya waktu anak2 mahasiswa sudah gak tahan gegara mertua kawan kita mau terus jadi raja, maka penculikan2 terjadi.
Banyak mahasiswa2 saya yg hilang. Orangtua menangis. Mereka bukan cuma ditembak aparat. Tetapi juga di-injak2 dgn sepatu lars dan nyawanya meregang. Mereka juga dihadapkan dgn laskar2 berjubah, muncul pasukan berjubah agama yg menyerang mahasiswa pakai bambu runcing. Penjarahan dibiarkan. Banyak orang hilang.
Kekerasan itu adalah bagian dari sesuatu yg awalnya adalah intoleransi. Jangan biarkan itu terulang lagi di negeri yg sudah diperbaiki oleh para ulama dan umaroh hebat. GUS Dur sdh mengembalikan militer ke barak untuk fokus ke pertahanan dan keamanan. Tentara zaman sekarang sdh jauh lbh manusiawi dan punya tantangan baru, yaitu perang proxy.
Sekarang para oknum yg dulu gagal melanjutkan kekuasaannya secara diktatur mencoba kembali. Tentu mereka senang mengendalikan orang2 lugu dan mereka yg mudah dimanipulasi dgn "sorga"
Tetapi janganlah kita mudah tertipu, sahabat. Sebab apapun yg datang dari Allah pasti adalah kelembutan dan kasih sayang, bukan amarah atau meng-anjing-anjingkan manusia. Bukan yg "keras" dan menakut2i. Juga bukan yang haus kuasa dan korup.
Bahkan mereka kini memakai teknologi internet. Menyerang TGB dan ustadz2 baik. Menyerang Jokowi, Sri Mulyani, Susi, Adi MS, Rudiantara, BUMN, Maruf Amin dll
Orang2 baik ini diserang pakai bot dan robot, pakai "senjata pemusnah massal" hoax. Pakai segala yg serba palsu.
Kita semua ditakut-takuti. Seakan2 besok Indonesia tak ada lagi. Se-akan2 jadi sopir ojol itu pekerjaan budak dan bodoh, seakan2 kita semakin miskin. Semua kemajuan dianggap kemunduran.
Faktanya kita justru tengah menuju negara yg makmur. Daya beli meningkat, ketimpangan turun, harga2 terkendali, banyak yg semakin murah. Tetapi memang banyak yg berubah, orang sekarang lebih senang pindah2 kerja shg kesannya banyak yg nganggur. Padahal mereka lebih punya pilihan jrn orangtua mereka lbh kaya dari orangtua kita dulu.
Taksi dulu hanya ada yg seratus ribuan yg silver dan gold. Sekarang ada ribuan taksi yg ongkosnya hanya ribuan perak.
Dulu bini kita beli kerudung cepek dapat satu, sekarang bisa dapat 4 gegara bisnis online dibuka pemerintah.
Dulu kl orang jakarta naik mobil ke Surabaya butuh 15-20 jam. Sekarang cukup 8 jam. Airport2 baru cakep2. Pelabuhan juga keren2. Sekolah2 tak terdengar lagi yg roboh krn koruptor disikat habis. PNSnya sdh digaji lbh baik, kontrolnya jauh lbh kuat.
Dulu kita malu kalo ngaku jadi orang Indonesia pas jalan2 ke luar negri. Orang asing memandang kita rendah. Miskin prestasi. Jalanannya buruk, ambles, macet, banyak lubang, gak menarik.
Jembatannya dulu juga sempit2 dan reyot sampai2 anak2 sekolah harus bergelantungan mengerikan. Jalan tol cuma bisa dibuat di jabodetabek dan sebagian kecil pulau jawa. Itupun banyak yg sampai 20 tahun gak kelar2.
Korupsinya menggunung. Sebab Anak2 presiden, dulu ngambil proyek2 besar scr serakah dan bekerjasama dgn para kroni2nya. Merekalah yg menjadi rolemodel awal para koruptor. Mereka merusak nilai2 bangsa.
Militer juga dulu sangat berkuasa, dan selalu maunya punya presiden dari militer. Seakan2 tak ada pemimpin sipil. Maka kita dipandang sejajar dengan Uganda di era Idi Amin atau Irak di era Jendral Sadam Husen. Dianggap diktatur militer. Duh, malu deh zaman itu... efeknya masih ada smp sekarang, setiap kali sipil menjadi presiden, kok selalu dikatain PKI... ada apa ini?
Sekarang bangsa kita dibawah Jokowi sudah muncul sbg kekuatan baru yg nyata di dunia. Orang sipil berbadan kecil dan sdh merasa cukup dengan makan sedikit tapi semangat membangunnya begitu kuat. Freeport tunduk, Singapura takut, Swiss mau tandatangan untuk kembalikan harta2 kita yg disimpan para koruptor di sana. Malaysia kembali memandang RI. Bahkan di Asian Games kita bisa unjuk prestasi. Anak2 muda kita semakin menonjol dengan inovasi sejak diberi ruang lewat Bekraft dan sering dikunjungi presiden. Bahkan produk2nya dipromosikan beliau.
Banggalah punya pemimpin yg meski dia orang sipil, tetapi dia adem, ibadahnya jelas, puasanya disaksikan ustad Yusuf Mansur, kerja keras buat kita, dan hasilnya nyata.
Sahabat, Hanya orang2 baguslah yg selalu ditakuti para diktator dan koruptor.
Hanya karena dia diperhitungkanlah maka dia dikirim rumor dan hoax yg ngga2. Mereka yg mentereng hanya berani dari semak2 benar2 terlalu kerdil, mentang2 tak punya prestasi kini membual dan memutarbalikkan fakta2.
Hidup ini begitu indah dan akan ada banyak hal indah yg bisa kita nikmati kalo negri ini damai dipimpin pemimpin yg adem, optimis, rendah hati dan mau mendengarkan.... itu sebabnya mata batin kita tertuju pada *Jokowi*.
Tuhan selalu menjaga orang2 baik... Amiiinn...🙏🇲🇨🙏
Era Tarik Dana Ribuan Triliunan Dari Luar, Jokowi Hebat.
Reviewed by Mpg
on
04:29
Rating: 5
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment