Latest News

Sunday, 8 September 2019

INDONESIA DAN CHINA


China bisa maju bermula dari kegemarannya meniru...

Mungkin belum banyak yang tahu, China pernah dikenal sebagai negara "copycat" alias gemar membuat produk tiruan. Banyak produk dunia yang di copy oleh China, namun anehnya dunia kini justru meniru China. Luar biasa!

Kok bisa, ya? Ya, jelas bisa karena di sana tidak ada yang suka nyinyir seperti di negara kita.

Di China urusan njiplak menjiplak sudah menjadi hal biasa. Membuat barang-barang tiruan sudah begitu melekat dalam budaya China. Warga China menyebutnya dengan istilah "Shanzhai."

Bahkan pada tahun 2011, seorang blogger dari AS pernah menemukan sebuah toko merk Apple palsu yang dibuat oleh seorang pengusaha asal China. Setelah dilakukan penyelidikan secara resmi, ternyata ditemukan 21 toko merk Apple palsu.

Sejumlah perusahaan asal China  juga pernah membuat produk yang meniru eBay, Google, dan banyak perusahaan teknologi asing lainnya. Bahkan kita bisa lihat sendiri, berapa banyak produk made in China yang ada di lingkungan kita saat ini.

Namun, China rupanya telah meninggalkan fase tersebut. Negara Tirai Bambu itu kini justru telah menempatkan diri sebagai pencipta tren teknologi global. Produk teknologi asal China sudah menyebar di banyak negara di dunia. Kenyataan mulai berbalik, dunia yang kini meniru Cina.

Contoh: Amerika dan sejumlah negara mulai mengembangkan aplikasi yang terinspirasi oleh "Meitu," aplikasi asal China yang digunakan untuk mempercantik foto selfie. Apple dan Facebook juga mencoba mengubah bentuk aplikasi perpesanan mereka seperti bentuk WeChat, aplikasi pesan online yang populer di Cina.

Contoh lagi Huawei yang telah sukses berekspansi ke Eropa, bahkan mampu memaksa produk lokal seperti Ericsson asal Swedia dan Alcatel-Lucent asal Prancis untuk menurunkan harga produk mereka karena persaingan bisnis.

Sebelumnya, di India, ponsel asal Cina, Xiaomi dan Vivo, berada di deretan ponsel penjualan tertinggi di negara Bollywood tersebut. Tak hanya itu, raja e-commerce asal China, Alibaba, juga berkembang pesat di India.

Ini baru bicara soal teknologi aplikasi dan ponsel, belum bicara soal teknologi dan industri otomotif.

Di China ada perusahaan pembuat mobil bernama JAC, mereka berhasil membuat model mobil P241 yang dijiplak dari desain mobil Mercedes-GL-Class. Kemudian ada juga mobil Land Wind X7 buatan China yang dijiplak dari mobil Range Rover Evoque asal Inggris.

Meski sering menjiplak, di China tidak ada yang suka nyinyir seperti di Indonesia.

Selain itu ada juga Brilliance Auto Group, yang merupakan mitra BMW untuk China. Ketika BMW X1 mulai dijual di China, saat mereka bermitra dengan Brilliance, perusahaan tersebut membuat kejutan dengan mengeluarkan versi mereka sendiri dengan nama Brilliance V5 yang harganya jauh lebih murah.

Bermula dari menjadi mitra, China kemudian berhasil mencuri teknologinya BMW dan membuat mobil design yang mirip BMW X1. Cara seperti inilah yang banyak dilakukan oleh China, sehingga wajar jika mereka bisa menjadi negara dengan ekonomi terbesar nomor dua di dunia.

Kemajuan China ini berawal dari kegemaran meniru,  bukan nyinyir. Catat, bukan nyinyir!

Kemajuan China juga dikarenakan adanya dukungan dari pemerintah lokal pada industri teknologi. Mereka tak ragu membuka ruang untuk berinovasi dan menciptakan teknologi baru yang akhirnya bis ditiru oleh banyak negara di dunia.

China berbeda dengan Indonesia, kalau di Indonesia, baru meniru design mobil pickup saja sudah dinyinyiri berhari-hari bahkan sampai bertahun-tahun. Energi habis hanya buat nyinyir, bukan untuk berinovasi. Bahkan Presidennya mendukung industri lokal, pun dibully dan dimaki.

Ada juga yang setiap hari teriak anti China, tapi mereka tidak sadar jika HP, BH dan sempaknya ternyata buatan China. Malah ada yang ngaku, "aku asli Indonesia" eh ternyata dandanannya meniru Arab.

Tapi inilah fakta Indonesia, "negeri +62" yang juara dalam hal penyinyiran tingkat dunia.

Yusuf Muhammad

No comments:

Post a Comment

Tags

Recent Post