Ir. KPH. Bagas Pujilaksono Widyakanigara, M.Sc., Lic.Eng., Ph.D.
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Kepada Yth,
Bapak Anies Baswedan
Gubernur DKI Jakarta
[https://politikandalan.blogspot.com/2020/01/pak-anies-baswedan-mundurlah.html]
Dengan hormat,
Tulisan ini murni dari hati nurani yang dalam, yang tidak dikebiri oleh ganasnya politik identitas yang telah terbukti nyata merusak tatanan kehidupan umat manusia atau ambisi mencoba menjadi kutu loncat hanya semata karena haus akan kekuasaan.
Yang saya fahammi, warga DKI saat ini butuh solusi nyata atas musibah banjir, bukan kelitan-kelitan innocent atau wacana-wacana kerdil atau bualan konyol! Warga DKI Jakarta butu solusi nyata atas musibah banjir agar bisa melanjutkan kehidupannya.
Pak Anies, saya tidak kenal Anda, walau kita sama-sama alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) tercinta, saya angkatan 1984, anda angkatan angkatan 1987? Maaf kalau keliru.
Hanya panggilan jiwa yang memotivasi saya untuk menulis surat terbuka untuk Anda.
Melihat sepak terjang Anda selama menjadi Mendikbud RI dan kemudian menjadi Gubernur DKI, cukup bagi saya untuk menyimpulkan, bahwa Anda tidak cocok menjadi Pejabat Publik. Anda lebih pas menjadi Akademisi.
Dan, selama Anda menjadi Gubernur DKI, Anda gagal menempatkan diri sebagai Pejabat Publik bagi semua orang. Anda hanya menjadi Gubernur DKI bagi orang-orang yang mendukung Anda pada Pilkada DKI beberapa waktu yang lalu.
Saya tidak akan mengajukan argumen-argumen rasional atau saran atau masukan ke Anda, sudah banyak tulisan yang viral di Medsos soal Kinerja Anda sebagai Gubernur DKI Jakarta kaitannya dengan bencana banjir di Jakarta baru-baru ini.
Saya juga tidak punya kepentingan membandingkan kinerja Anda dengan kinerja pak Basuki Cahaya Purnama (Gubernur DKI Jakarta sebelum Anda), bagi saya mubazir dan hanya buang-buang waktu.
Saya minta Anda mundur secara terhormat dan secepatnya sebagai Gubernur DKI. Semakin cepat semakin baik. Anda tidak mampu mengelola Jakarta menjadi lebih baik ke depan. Cara-cara Anda mengantisipasi dan menangani bencana banjir, jelas menunjukkan, bahwa Anda tidak mampu. Jangan alergi melihat fakta dan mengakui ketidak mampuan diri. Yang jadi Korban adalah rakyat banyak. Ingat itu!
Sekali lagi sebagai sesama muslim dan alumni Universitas Gadjah Mada, memohon pak Anies mundurlah secara terhormat. Balik ke kampus menjadi ilmuwan, anda lebih pantas dan terhormat. Jaga nama baik almamatermu.
Semoga Anda bisa menangkap isi surat saya ini secara hening dan jujur. Kejujuran hanya milik orang yang faham Agama dengan baik dan benar dan mengamalkannya pada kehidupan kemanusiaan yang universal.
Terimakasih. Viralkan!
Yogyakarta, 2020-01-04
Hormat saya,
(KPH. BP. Widyakanigara)
[https://politikandalan.blogspot.com/2020/01/pak-anies-baswedan-mundurlah.html]
Sudahlah Pak Anies, Mundur Saja, Anda Tak Mampu!
ANIES BASWEDAN, SADARLAH!!!
@AniesBaswedan bersabda: "Air itu turun ke bumi bukan ke laut, Harusnya dimasukkan kedalam bumi, masukkan ke dalam tanah.
Diseluruh dunia air jatuh itu dimasukkan ke tanah, bukan dialirkan pake gorong-gorong raksaksa ke laut. Itu melanggar sunatullah!
Jakarta telah mengambil keputusan yang fatal!!!"
Baru tau sekarang kalau laut itu bukan bumi. Jadi air yang turun ke bumi tidak boleh dialirkan ke laut karena laut bukan bumi. Ya yaa yaaa... Sudah makan micin berapa bungkus atau hirup AiBon berapa kaleng nih ente setiap hari bung Anies Baswedan?
Saat anda jadi ketua BEM UGM saya salah satu ketua organisasi kemahasiswaan di UGM. Saya sempat berfikir anda orang pintar, ternyata setelah kuliah S2 dan S3 di Amerika, anda diajarin ngemil micin sehingga omongan kedengaran makin sedap tapi yang diomongin mabok melulu.
• https://www.instagram.com/p/B6073Ymp0bo/
• https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2319724748134064&id=570190983087458
• https://www.instagram.com/p/B6001uOJkj2/
• https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2319708804802325&id=570190983087458
Saya jelaskan biar akal dangkal jadi lempeng, nalar buyar jadi cemerlang, otak somplak jadi cespleng:
• Sungai itu terbentuk hakekatnya karena air hujan yang jatuh ke tanah dari jaman bumi terbentuk dan pertama hujan turun tidak semua bisa terserap ke dalam tanah.
• Danau, telaga, rawa itu terbentuk di dataran rendah di tengah daratan untuk menampung limpahan air hujan dari bukit, daratan dan sungai di sekitarnya.
• Laut itu terbentuk di bagian bumi yang rendah untuk menampung seluruh air yang ada di bumi ini yang akan berproses lagi jadi awan saat terjadi penguapan.
Soal managemen volume air, begini cara kalkulasinya: air yang diterima kota Jakarta dari jaman purba adalah volume air hujan ditambah volume air dari selatan. Solusi yang anda katakan gampang yaitu dengan buat lubang biopori, pertanyaannya berapa volume air yang bisa diserap biopori plus ruang terbuka hijau plus dasar sungai plus telaga dan danau?
Jika air yang input jauh lebih besar dari daya serap ke dalam tanah maka lebihnya harus dialirkan ke laut. Karena faktanya daratan Utara Jakarta sudah dibawah ketinggian permukaan laut maka dibutuhkan pompa. Masalahnya air yang masuk anda hanya bisa estimasi dan antisipasi dengan serapan dan pompa ke laut.
Kalau anda hanya bereaksi menyalahkan air kiriman, menyalahkan gorong-gorong raksasa dan pompa air, bahkan menyalahkan sampah, maka anda tidak pantas jadi gubernur. Saya bukan masalahkan banjirnya tapi masalahnya kerja anda sebagai gubernur yang sudah salah pemikiran secara mendasar.
• https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4845003/basuki-naturalisasi-atau-normalisasi-sungai-harus-dilebarkan
• https://www.cnbcindonesia.com/news/20200102144755-4-127131/pupr-banjir-jakarta-bukan-karena-kiriman
• https://news.detik.com/berita/d-4844728/tak-hanya-dengan-basuki-anies-juga-silang-pendapat-dengan-jokowi
•
https://properti.kompas.com/read/2019/03/22/153341221/kementerian-pupr-undang-anies-dua-kali-tapi-tak-pernah-datang
Soal naturalisasi dan normalisasi mari saya bantu jelaskan, sifat natural sungai dibentuk oleh alam itu mengalir dari hulu sampai bermuara ke laut. Dalam aliran itu ada sedimen alami berupa pasir tanah lumpur dan prilaku sampah buangan warga mempercepat pendangkalan dan menyebabkan arus air terhambat mengalir hingga meluap.
Kalau normalisasi, aliran sungai dan danau yang mulai dangkal karena sedimen dikerok lagi biar normal. Jika sampah-sampah mengotori sungai dan danau, turunkan PPSU atau pasukan orange untuk bersihkan, bukan malah anda pecat sampai ribuan orang. Jaman anda Nies, pasukan orange yang dulu sigap bekerja sudah jarang terlihat.
Kalau banyak rumah liar di bantaran kali, dinormalkan dengan pindahkan mereka ke rusunawa, bukan digeser ke rumah DP0 yang kamu subsidi buat orang berduit. Mau bantaran kalinya di-cor beton atau ditanami beton biji nangka terserah, yang penting normalisasi kali itu harus mendapatkan luasan penampang yang cukup untuk alirkan debit air yang lewat.
Air dari kali maupun waduk yang mau mengalir ke laut tapi tidak bisa karena permukaan air laut lebih tinggi dari daratan pemukiman warga, harus dinormalkan kembali dengan pasang pompa yang cukup. Kok malah anda naturalkan dengan tidak memfungsikan lagi pompa-pompa air itu secara optimal?
Naturalisasi adalah membiarkan saja pendangkalan dan meluapnya air secara alami sehingga terbentuk kawasan rawa yang baru. Masalahnya ketika disitu ada warga yang bermukim dan bayar pajak, mau ngak pemukimannya kelelep?
Itu sih program kamu, ngajak warga semua ikut tenggelam. Bahkan sebusuk-busuknya Fir'aun konon katanya dia hanya ngajak pasukannya tenggelam, tapi ngak ngajak warganya. Nah kamu ini kalau mengemban amanah malah menenggelamkan wargamu itu artinya apa?
Tau ngak Nies kalo semua air hujan terserap ke dalam bumi dan tidak ada yang mengalir ke sungai lalu dikirim dari hulu ke hilir? Tidak ada air sungai yang dialirkan ke laut karena semua air hujannya takut melanggar sunatullah?
Semua tanah akan jenuh dengan air, tekstur tanah akan menjadi lumpur. Di dataran rata tanah menjadi labil tidak mampu menopang fondasi bangunan. Di daerah bukit dan gunung tanah akan longsor dan likuifaksi.
Lautan semua akan kering dan saat panas penguapan air sangat minim karena air berada dalam tanah. Udara akan panas dan jarang atau tidak akan ada hujan lagi di seluruh bumi ini. Dan jika itu terjadi maka anda wahai Anies Baswedan akan berkuasa melebihi Tuhan pencipta segenap alam ini.
Saya mengerti kekonyolan pernyataan anda itu karena anda tidak mengerti ilmu alam dan hidrologi. Anda lulusan fakultas ekonomi dan pasca sarjana ilmu micin dari USA. Tapi setidaknya anda harus sadar pembisik anda di TGUPP itu isinya orang-orang bodoh dan penjilat yang tidak mengerti cara mengatasi banjir.
Sadarlah sahabat lamaku @AniesBaswedan, kritikan keras saya bukan karena saya membenci pribadi anda. Ini adalah tamparan seorang sahabat yang anda sudah tidak kenal, atas kekonyolan anda selama ini dan menurut saya masih bisa anda perbaiki kalau anda berniat memperbaikinya.
Gesang saja tau Bengawan Solo itu airnya dari ribuan gunung harus mengalir sampai laut, kamu itu doktor dari Forrest Gump University kok malah bilang melanggar sunatullah?
Hentikan semua kebodohan ini dan...
.
Mari Berpikir Cerdas dengan Akal Sehat
@EdyMASran 02.01.2020
InstaGram FBpage LINE: @catatanemas
#aniesmisme #banjirjakarta #jakarta #banjir #gabener #aniesbaswedan #mabokmicin #ngemilmicin #okoce #catatanemas #edymasran
[https://politikandalan.blogspot.com/2020/01/pak-anies-baswedan-mundurlah.html]
===
Anies: Air Kiriman dari Depok sampai Jakarta Jam 3 Sore
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20200101110206-20-461542/anies-air-kiriman-dari-depok-sampai-jakarta-jam-3-sore
===
Anis Potong Anggaran:
https://metro.tempo.co/read/1270842/anies-potong-anggaran-pengendalian-banjir-tahun-ini-rp500-m
===
No comments:
Post a Comment