Latest News

Tuesday, 21 April 2020

Mungkinkah Perang Dunia III di Awali AS vs China


*China dan AS pada akhirnya pasti terlibat perang*

 Dari zaman kuno hingga sekarang, dari hewan hingga manusia, setiap kali penguasa baru ingin menggantikan penguasa lama, konflik pasti akan terjadi. Ini adalah hukum alam yang tak dapat dipungkiri.
  Meskipun China selalu mengklaim bahwa perkembangannya adalah perkembangan damai, orang Amerika tidak pernah mempercayainya, dan negara-negara barat lain juga tidak percaya. Kondisi sekarang adalah: penggeseran posisi AS adalah sebuah hal yang sudah pasti, dan kebangkitan China pun tak terbendung.  Waktu sedang berpihak kepada China, jadi AS harus memprovokasi, menciptakan konflik sesegera mungkin dan menciptakan alasan sesuatu untuk menghancurkan China jika tidak maka ia akan terlambat.

 Masalah terbesar di pihak AS adalah krisis utang dolar, ia telah berhutang lebih dari dua puluh triliun dolar, angka ini masih akan terus melambung, jika suku bunga terus naik maka AS tidak akan mampu membayar bunga.  Dalam keadaan seperti itu, mengapa AS tidak mau mengurangi anggaran militernya?  Itu karena kekuatan super militer adalah jaminan hegemoni untuk mendapatkan hasil sumber alam di seluruh pelosok bumi ini dan juga menjaga kepentingan AS dalam berbagai segi, terutama segi ekonomi. Sama seperti preman di desa, ia makan gratis, minta uang dimana-mana dan berhutang tidak pernah mau bayar, mengapa ia tenang-tenang saja? karena sejauh ini tidak ada yang  bisa mengalahkannya. Jika ia bisa dikalahkan, dia akan dihajar dan dilumpuhkan.  Oleh karena itu untuk memastikan anggaran militer adalah dasar hegemoninya.
 Bagaimana proyek hegemoni militer AS begitu kuat? karena mereka mengandalkan gugusan kapal induknya, Negara AS jauh dari Eropah dan Asia, sehingga Angkatan Darat AS tidak banyak berpengaruh, mereka bergantung pada Angkatan Laut untuk menzalimi negara lain. Angkatan Laut itu terutama merujuk pada kapal induk, yang merupakan senjata ofensif murni.

 Angkatan laut yang paling awal mengandalkan kapal perang adalah meriam kapal perang besar. Puncak dari kejayaan ini adalah kapal perang Yamato Jepang yg besar, namun kemunculan kapal induk dengan cepat mengalahkan kapal perang meriam besar  Yamato, yang dibangun oleh upaya nasional Jepang, kapal perang yg dulunya sangat mematikan itu hampir tidak berfungsi. Kapal induk menenggelamkan kapal perang Yamato karena senjata kapal perang meriam besar ini tidak dapat menghantam kapal induk, sementara pesawat tempur berbasis di kapal induk dapat menggempur kapal perang meriam besar.  Sejak itu, kapal induklah yang menguasai dunia. Kapal besar meriam tersingkir.

 AS memiliki 11 gugusan kapal induk, berkeliaran di seluruh dunia, menindas negara-negara miskin dan lemah dengan semena-mena terutama negara Islam di Timur Tengah dan sampai kini tampaknya tak terkalahkan.  Tetapi orang China dengan sangat pintar menciptakan metode "rudal khusus menyerang kapal laut besar" khususnya anti kapal induk yaitu Dongfeng-21D. Ini adalah keterampilan unik negara China, dan AS tidak memilikinya, karena AS tidak perlu mempelajari teknologi ini.  .

 Harga Dongfeng-21D adalah $10juta, dan harga kapal induk $4,5 miliar, ditambah pesawat-pesawat berbasis diatas kapal induk, total $10 miliar.  Misalkan satu putaran serangan kilat Dongfeng-21D menggunakan 10 rudal, yaitu $100 juta. sementara kapal induk bernilai $10 Miliar, maka peperangan ini adalah $10 juta untuk menukar $10 miliar.  dan pihak penyerang  tanpa kehilangan seorang prajuritpun namun pihak kapal induk harus mengorbankan 5.000 prajurit di dalam kapal induknya.  Bagaimana pertempuran ini bisa berlanjut lama? AS akan kalah dalam segi modal.
 Perlu diketahui, Dongfeng-21D menghancurkan kapal induk bahkan lebih keren dari pada kapal induk menghancurkan kapal perang meriam besar pada masa Perang Dunia II.  Apabila China dapat menenggelamkan kapal induk AS, maka kapal induk AS lainnya akan tidak berkutik, sama seperti kapal perang meriam besar Yamato didiskualifikasikan oleh kapal induk.

 Meluncurkan rudal balistik untuk mengenai kapal induk tidak cukup hanya mengandalkan Dongfeng-21D.  ada serangkaian kombinasi sistem yang lengkap, yang paling sulit adalah pencarian, penemuan, dan pelacakan kapal induk.  Selama dapat dicari, dilacak kemudian mengunci, maka telah menyelesaikan 90% tugas.  Ini membutuhkan penggunaan radar gelombang-luar angkasa. Pada saat ini Cina sudah memiliki dua set radar gelombang-luar angkasa.

 Adapun yang mengatakan bahwa AS memiliki rudal anti-balistik, itu sebenarnya adalah promosi sesumbar.  Alasannya sederhana, Korut sering meluncurkan "Taepodong" sebagai isyarat provokasi, mengapa Amerika Serikat tidak mencegatnya?   karena AS tahu tidak dapat dicegatnya.  Akurasi pencegatan rudal musuh tidak segampang pencegatan rudal yang diluncurkan diri sendiri. Rudal yang diluncurkan sendiri mengetahui persis waktu peluncurannya dan berapa kecepatan rudal yang diluncurkan sehingga gampang dicegat. Apabila rudal Korut dapat ditembak jatuh maka rudal Korut akan lumpuh, tidak akan mengancam dan mencemaskan Korsel-AS lagi. Jika pencegatan gagal maka AS akan kehilangan muka di dunia yang sedang  dukuasai. Sebenarnya System pertahanan anti rudal AS tidak banyak berfungsi.  Jadi , yang disebut rudal-anti rudal hanyalah slogan propaganda dan tidak memiliki efek yang sebenarnya. 

 Dengan asumsi bahwa system rudal anti-rudal itu benar-benar dapat diandalkan dan memang dapat mencegat rudal dengan jitu, maka ada cara sederhana yaitu harga untuk rudal anti-rudal adalah $1,5 juta (Patriot 3). Lalu ada yang meluncurkan rudal konvensional seharga $500rb   Biarkan dicegat. System pertahanan rudal harus meluncurkan setidaknya tiga rudal untuk menjamin akurasinya. Maka dengan rudal senilai $500,. menukar rudal dengan nilai tiga kali @ $1,5 juta sama dengan  $4,5 juta. Ini adalah pertempuran dengan modal yang tdk setimpal .  Jika pertempuran ini berlangsung lama, AS bakal bangkrut terlebih dahulu.

 Ada cara yang lebih licik lagi.  Bila menembakan hulu ledak palsu (Hulu ledak kosong akan terlacak persis seperti rudal asli yang ada di tampilan layar radar) Untuk setiap 10 rudal  luncurkan ada 6~7 hulu ledak palsu, layar radar akan menunjukkan 100 titik rudal berhulu ledak, namun pada hakekatnya hanya 30% di antaranya yang memiliki hulu ledaknya.  Sungguh! Bagaimana System pertahanan rudal mencegatnya saat itu?
 Menggunakan rudal nyata senilai $1,5 juta untuk menangkal hulu ledak palsu yang harganya hanya puluhan ribu dolar?  Bagaimana jika putaran peluncuran pertama semuanya menggunakan hulu ledak palsu?  Di babak pertama, semua rudal pencegatnya bakal habis terpakai, saat System pertahanan anti rudal (sebut saja THAAD) tidak memiliki rudal lagi, maka yang akan 'mengunjungi' mereka adalah hujan rudal dari pihak lawan.
 Ketika AS berjuang melawan Irak yang terkena sanksi, logistiknya saja sudah ketat, belum lagi negara yang sedikit lebih kuat, itulah sebabnya Amerika Serikat tidak berani menyerang Iran.
 Contoh lain adalah bahwa pihak AS akan memprioritaskan untuk memusnahkan stasiun radar musuh satu persatu, China telah membangun banyak stasiun radar-radaran yang sangat murah, dan juga akan memancarkan sinyal ketika berkobarnya perang.  Rudal AS akan  melacak di sepanjang gelombang radio untuk meledakkan stasiun radar murah, tetapi stasiun radar Cina hanya menelan biaya puluhan ribu Yuan, dan rudal As harganya jutaan dolar.

 Pada akhir 2020, system satelit Beidou China akan mencakup seluruh global, dan kapal induk yang diproduksi sendiri juga sudah diluncurkan. Kapasitas produksi industrinya jauh melebihi AS. Pada saat itu AS akan berada dibawah angin.  Oleh karena itu, AS harus memajukan waktu untuk menciptakan konflik guna memanfaatkan kesempatan sejak dini ketika kekuatannya masih mengungguli Cina.  Namun Cina sekarang sedang berusaha untuk mengulur waktu konflik dan ingin menyeretnya ke waktu ketika kekuatannya betul-betul mapan.  Jadi selama ini kita selalu melihat AS sering mengambil inisiatif untuk mengambing hitamkan China, sementara China sering mengikuti okor masalah yang diciptakan oleh AS dan sibuk menghadapinya setiap hari.

 China dapat menyelesaikan superioritas militer AS melalui "perang asimetris", Tapi China sangat lemah dalam berdiplomasi di kancah politik dunia.  China terlalu pasif dalam berdiplomasi dimana telah didominasi oleh teori-teori barat selama bertahun-tahun. China tamapaknya seperti bukan negara besar,    Di kancah politik dunia ini, negara-negara yang secara pasif mengatasi masalah tidak akan dihormati. China rajin menjelaskan kepada dunia dengan kata-katanya sendiri, namun itu hanya bisa memberikan keuntungan psikologis bagi rakyat China sendiri saja. sebenarnya rakyat China harus memiliki kepercayaan diri dan mampu menjadi rendah hati sambil mengambil kesempatan dan membuat keputusan yang tepat.

 Orang Amerika membenci orang China, jadi selama pemerintah AS mengatakan bahwa China telah mencuri teknologi Amerika, semua media Amerika percaya bahwa ini adalah kebenaran.  Karena mereka berpikir bahwa tidak mungkin bagi orang China untuk mengembangkannya sendiri, jadi satu-satunya cara adalah mencuri.  Sekarang 5G Huawei lebih maju daripada orang Amerika, tidak mungkin bagi pihak maju untuk mencuri teknologi yang ketinggalan, sehingga Amerika Serikat menjadi marah dan memblokir Huawei.

 Rakyat Cina sangat takut terhadap AS, misalnya, netizen daratan China mengumpat habis-habisan ketika berperang lidah dengan Jepang, India, Korea Selatan, Taiwan dan Vietnam, tetapi mereka menjadi sangat gentar menghadapi AS dan kehilangan kepercayaan diri bahkan kehilangan analitik dasar mereka.  Semua menjadi sangat lebay.  Karena netizen China benar-benar takut pada AS, mereka tidak percaya diri bahwa mereka dapat mengalahkan AS.  Sebenarnya mereka tidak perlu kehilangan kepercayaan. Fakta membuktikan perang Korea di tahun 1953, padahal saat itu Republik Rakyat China baru terbentuk, senjata-senjata China masih jauh ketinggalan dibanding dengan senjata pasukan Sekutu pimpinan AS yang serba moderen, akan tetapi pasukan Pembebasan Rakyat China PLTA mampu memukul pasukan sekutu pimpinan AS dengan begitu pesat dan  membuat pasukan AS tak berkutik hingga memaksa AS ke meja perundingan.  Apa lagi kondisi sekarang?
Karena AS secara khusus telah menggertak negara-negara lemah terutama negara Islam di Timteng dan telah menyebabkan ketakutan psikologis yang besar kepada dunia, tetapi AS tidak berani mengobarkan perang terhadap Iran yang sedikit lebih kuat.  Jika AS  berani menyentuh China, diperkirakan China akan menghancurkan semua satelit AS. Tanpa satelit, kemampuan tempur AS akan berkurang lebih dari 90%.  Perlu diketahui bahwa menembak satelit dengan rudal merupakan keahlihan China.

 Tahun 2020 dan 2030 adalah dua poin utama yang menentukan, Ketika tahun 2020 AS tidak menaklukkan China, maka pada tahun 2030 China akan sepenuhnya menaklukkan AS, menyisakan sedikit waktu untuk Amerika Serikat.  Ini menjelaskan mengapa Donald Trump pada akhir-akhir ini seperti kerasukan Setan.

 Oleh karena itu konflik pasti akan terjadi. Masalahnya adalah apakah terpecahnya konflik kedua negara adi daya ini akan menimbukan Perang Dunia III ?

No comments:

Post a Comment

Tags

Recent Post