Wednesday, 29 April 2020
KILAU PAKAIAN DINAS SANG JENDRAL..
KILAU PAKAIAN DINAS SANG JENDRAL..
[https://politikandalan.blogspot.com/2020/04/kilau-pakaian-dinas-sang-jendral.html]
Orang-orang besar mulut itu kini mulai terhempas pada pinggiran jurang dalam tak berujung. Tanpa daya mereka terpojok dan menunggu ajal atau adakah tangan yang akan meraihnya, pertunjukan sedang mendekati masa akhirnya.
Kita memang sedang menyaksikan akhir drama tentang kejatuhan serigala berbulu domba dan proxy nya para serigala berbaju agama
Terlalu lama muka tampan dan mulut manis mereka membuai kita dengan lagu indah tanpa akhir bahagia. Seumur hidup kita hanya akan menjadi bangsa kelas dua tanpa pernah beranjak dan mereka.., menyimpan uang dalam jumlah fantastis di negeri seberang.
Mereka mandi uang dan berenang dalam kemewahan hanya karena pekerjaannya. Ya mereka antek penjajah sesungguhnya, para kapitalis asing.
Bak lintah para kapitalis telah dan terus ingin menyedot seluruh kekayaan alam kita. Dan mereka, para pejabat korup, yang turut dalam hingar bingar politik kita, adalah calo sekaligus boneka bagi kepentingan kapitalis tersebut.
Kemewahan itu kini diungkit. Dibongkar dan kemudian dijungkirbalikkan oleh Jokowi demi kembali pada fitrahnya, kembali kepada asal seharusnya itu diperuntukkan RAKYAT...!
Dulu, ketika mereka adalah bagian dari kekuasaan, tak ada alasan takut dan kemudian menciptakan proxy. Kini, proxy dibuat dari kaumnya, jadilah serigala berbaju agama. Mereka mencari dukungan dari rakyat dengan dalil agama.
Perpecahan dituju, kekacauan diciptakan demi rasa tak percaya rakyat kepada sang pimpinan, presiden terpilih..!
Melalui pandemi negara memiliki alasan melakukan re-start. Re-start juga dilakukan banyak negara di dunia akibat pandemi global Covid-19. Sang kapitalispun tak terbebas, bahkan terjatuh lebih parah. Mereka sibuk dengan dirinya sendiri dan sesaat lupa memberi makan para proxy nya.
Berita baik akibat lima tahun kerja keras tanpa henti sang Presiden telah membuat Indonesia memiliki posisi start sempurna. Indonesia langsung menjadi negara bersinar dan para sponsor berebut memilih kita sebagai salah satu kendaraan pilihannya.
Lihat strategisnya kebijakan PSBB yang serta merta membuat negara memiliki dana sebesar RP 405 triliun demi menanggulangi bencana skala global ini.
Lihat juga stimulus yang menjadi rujukan banyak negara lain dari penerbitan 'Global Bond' berdenominasi total US$ 4,3 miliar yang memiliki tenor terpanjang yakni 50 tahun.
Nilai tukar rupiah dalam 2 pekan terakhir terus menguat dan dinilai sebagai mata uang paling perkasa di tengah ekonomi global yang suram akibat Covid-19 adalah bukti bahwa para sponsor sekaligus para pelaku pasar tersebut menengok pada Indonesia.
Urusan luar sudah tak lagi ada masalah. Kita siap melaju dan bersaing. Kompetisi akan membuat kita semakin tangguh sebagai sebuah bangsa.
Bersih-bersih dari dalam kini mendapatkan moment sempurna. Selera makan sang kapitalis sedang terganggu, mulutnya sedang tak memiliki rasa akibat demam parahnya. Mereka sedang tidak berminat makan.
Para petempur lapangan yang diidentifikasi sebagai kelompok anarko telah kandas. Buruh tak lagi bersuara. Provokator lapangan digiring dan ditangkap.
Reflly Harun sang ahli tata negara disuruh pulang. Ketua KPAI dipecat dengan tidak hormat. Faddly Zon dibikin sibuk ngobrol pertanian biar Ge-Er mo diajak gabung. Said Didu sudah berdiri di sudut lapangan di mana jalan untuk lari tak lagi tersedia.
Ini hanya sekelumit tanda-tanda bahwa bersih-bersih di dalam sedang berjalan.
Setelah ide lockdown gagal dan usaha membuat masyarakat yang tertular makin banyak juga gagal, kini ide agar rakyat mati kelaparan sedang dibuat.
Bantuan negara kepada mereka dihambat dengan data pura-pura salah sasaran.
Bayangkan, orang lapar tak mendapat bantuan, dan yang berlebihan dibagi lebih. PNS/ASN dapat jatah makanan, tetangga sebelah yang dua hari tak makan dibiarkan.
Ini adalah cara membuat rakyat marah. Kecemburuan dan rasa tidak adil diciptakan demi gejolak yang mereka tunggu.
Tiba-tiba suara yang biasanya terdengar santun itu berteriak, "Ingat.., mau itu RT atau RW, Lurah, Bupati, Wali Kota, Gubernur kalau ada penyalahgunaan sembako dari Pemerintah Pusat, saya tegaskan sekali lagi.. akan saya hukum seumur hidup..!! Sesuai hukuman seperti para koruptor."
[https://politikandalan.blogspot.com/2020/04/kilau-pakaian-dinas-sang-jendral.html]
Perang terhadap para pengkhianat negara yang ingin membuat kekacauan dengan ide rakyat mati karena kelaparan digaungkan Presiden. https://www.buletinterkini.com/2020/04/18/jokowi-saya-tegaskan-untuk-rakyat-yang-tidak-mendapatkan-bantuan-harap-melapor.
Dari seberang lapangan, Prabowo mengumpulkan seluruh kader partainya dan berteriak "kita harus dukung Presiden..!!" Serta merta pendukung militannya bergabung
Tak mau kalah, Kapolri dengan sigap memberi perintah "Siapkan 10 ton beras pada masing-masing Polres..! Cari dan bantu rakyat yang membutuhkan..!!"
https://pontas.id/2020/04/26/selama-corona-kapolri-minta-tiap-polres-sediakan-10-ton-beras/
Dan.., KEPALA BNPB yang juga Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo tiba-tiba tampil mengenakan seragam militer dengan brevet KOPASUS terpasang, saat Ratas dengan Presiden.
https://www.google.com/amp/s/m.liputan6.com/amp/4238744/makna-seragam-militer-yang-dipakai-doni-monardo-saat-bertugas
Ya.., sang komandan telah mengenakan seragam yang menunjukkan bahwa dia adalah pemimpin lapangan.. Panglima tempur telah memberi sinyal.
Ingat, Letjen Doni Monardo adalah petempur sejati. Seorang Danjen Kopasus. Komandan Jendral sebuah pasukan elit paling ditakuti di seluruh dunia. Dipadu dengan jabatan terakhir sebagai Setjen Wantanas, lengkap sudah kapasitas yang memenuhi ruang pribadinya.
Sebagai Setjen Wantanas salah satu tugas pokoknya adalah tentang Penetapan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka menjamin keselamatan bangsa dan negara.
Sebagai Danjen Kopasus, motto "lebih baik pulang nama dari pada gagal dalam tugas" sudah menjelaskan bagaimana integritas seorang anggota Kopasus.
Sang komandan sudah berdiri paling depan pada barisan pasukannya dengan seragam kebesarannya, adakah musuh masih akan bermain-main?
Panglima besar, Presiden Republik Indonesia, sepertinya memang ingin menuntaskan carut marut masalah negeri ini. Strategi luar biasa telah dibuat dan dijalankan tanpa seoorangpun musuh tahu bahwa mereka benar-benar sudah terpojok.
Perkiraan dari penelitian Driven Innovation Laboratorium Singapore University of Technology and Design, wabah COVID-19 di Indonesia diperkirakan akan berakhir mulai 6 Juni 2020.
Presiden memperkirakan bahwa Juli 2020 kita akan terbebas dari bencana ini.
Akankah kita selamat?
Dua bulan bagi rakyat terdampak adalah waktu yang sangat lama. Menunggu dan terkurung adalah waktu paling menyiksa. Namun, bagi mereka yang melihat ini sebagai peluang, ini adalah waktu pendek, bahkan sangat pendek.
Peluang terbaik bagi penjatuhan Presiden adalah saat ini. Kekecewaan kepada Presiden dapat kembali mereka bangun saat korban meninggal tinggi.
Yang penting, korban meninggal dunia harus banyak. Bila korban meninggal karena Covid-19 ternyata sedikit, buat korban meninggal karena kelaparan membesar.
Kedua sebab tingginya kematian adalah ukuran gagal dan kacaunya pekerjaan Presiden.
Kacaukan Bansos, buat BLT tak sampai tujuan, di saat yang sama, buat keriuhan di media sosial. Semua dimulai dari di mana kelompok mereka memiliki kekuasaan sebagai kepala daerah.
Ini akan dimulai oleh para proxy nya yakni para serigala berbaju agama.
Jawaban Presiden sungguh membuat mereka terhenyak, sang Komandan Kopasus ke 27 ini diminta maju. Mengenakan baju kebesaran militer dengan brevet Kopasusnya yang mencorong, siapa tak akan mundur?
Masih mau nekad? Silakan..!!
Yang jelas, kepastian bahwa kita sebagai bangsa akan mampu melewati masa krisis ini, semakin tampak menjanjikan.
KILAU PAKAIAN DINAS SANG JENDRAL..
Reviewed by Mpg
on
09:37
Rating: 5
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment