Latest News

Wednesday, 9 October 2019

Tempo mengumumkan perusahaannya sedang mencari modal 200 milyar

18 Juni 2019 Direksi Tempo mengumumkan perusahaannya sedang mencari modal 200 milyar, yang rencananya akan didapat melalui IPO tempo.co (bukan Majalah Tempo, tetapi anak perusahannya yang mengelola tempo.co) pada tahun 2020 depan.

16 September 2019
Redaksi majalah Tempo menerbitkan cover yang menampilkan Presiden Jokowi dengan siluet hidung Pinokio!

16 September 2019
Para pendukung Presiden Jokowi bereaksi keras terhadap cover tersebut, menganggap Tempo telah melakukan penghinaan terhadap Presiden.

17 September 2019
Buzzer Jokowi mulai mengampanyekan aksi memberi rekomendasi buruk (satu bintang) terhadap Aplikasi Tempo di Google Play Store dan Apple App Store. Rekomendasi Tempo anjlok menjadi sekitar 2 di Play Store dan sekitar 1 di App Store. Aplikasi yang bagus biasanya mendapat skor di atas 4.

Nilai rekomendasi aplikasi yang buruk tentunya akan membuat para investor bertanya-tanya terkait kredibilitas rencana IPO tempo.co.

20 September 2019
Aplikasi Tempo sempat hilang dari Play Store. Menurut Tempo, kejadian ini disebabkan masalah teknis biasa.

1 Oktober 2019
Redaksi Tempo menerbitkan Editorial yang pada intinya, meminta Buzzer pendukung Jokowi ditertibkan. Tempo menyebut Buzzer sebagai produk gagal dari era kebebasan berpendapat.

3 Oktober 2019
Dimotori Tempo, isu seputar Buzzer Istana diangkat berbagai media; ditanyakan ke berbagai narasumber seperti Kepala KSP Moeldoko agar diberi tanggapan dan semakin viral.
Akun Twitter Tempo juga aktif memromosikan opini-opini di kanal indonesiana.id yang membahas seputar keburukan Buzzer.

3 Oktober 2019
Terpantau saham Tempo (PT Tempo Inti Media; perusahaan induk dari tempo.co) turun dari 180 menjadi 155 (penurunan sekitar 14%) dalam sepekan.

Jadi harap maklum,
Jikalau Tempo saat ini sedang mengamuk pada kelompok yang mereka sebut ‘buzzer pro pemerintah’ karena Tempo kehilangan donor segar 200 Miliar!

Edit
C.310

http://www.narasikita.com/tempo-mengamuk-karena-duit-200-miliar-hilang/


---------------------------------------------------------------


PDI Perjuangan: Majalah Tempo Kurang Mengindahkan Etika dan Budaya Bangsa

Kritik Sehat Bagi Demokrasi, Jangan Tunggangi Demokrasi Karena Kepentingan Sempit

1). PDI Perjuangan meresponse negatif atas berbagai karikatur yang disampaikan oleh Majalah Tempo terhadap sosok Presiden Jokowi. “PDI Perjuangan sangat menghormati kritik sebagai esensi penting dalam demokrasi. Namun etika jurnalistik tetap harus dikedepankan. Demokrasi memerlukan estetika, perlu pemahaman terhadap kebudayaan bangsa, sehingga tampilan karikatur Majalah Tempo terhadap Presiden Jokowi dalam beberapa edisi terakhir sangat disesalkan”

2). Apa yang disampaikan oleh media tersebut sudah tidak lagi menampilkan pesan jurnalistik yang mencerdaskan dan membangun peradaban, namun sudah menampakkan kepentingan tertentu yang disertai framing kepada pembaca. “Ketika media tersebut memberikan kritik yang begitu tajam terhadap PDI Perjuangan kami menerimanya sebagai bagian dari kritik dan kami lakukan otokritik, namun ketika simbol negara Presiden Republik Indonesia dibuat karikatur tersebut, kami sangat menyesalkan. Karikatur Presiden Jokowi tersebut cermin kemunduran kualitas jurnalistik karena minus kebajikan”

3). Sebaiknya Tempo menyampaikan pemberitaan berimbang cover both sides, dan sebagai media yang berada di wilayah Indonesia, untuk memelajari kembali sejarah pers nusantara, pers yang membawa pelita harapan, mencerdaskan, dan memajukan kesejahtetaan umum. “Terkait dengan revisi UU KPK suara DPR dan Pemerintah Bulat. Jalankan undang-undang baru tersebut, kita monitor, cermati, dan kita semua punya tanggung jawab untuk memberantas korupsi. Presiden Jokowi tidak akan tingal diam memberantas korupsi, ada atau tidak ada undang-undang. Sebab korupsi adalah kejahatan kemanusiaan. Namun dengan revisi tersebut, Ke depan tidak ada lagi penyalahgunaan kewenangan yang selama ini banyak terjadi”

4). Ketika kita warga bangsa tidak lagi bisa menghormati simbol negara seperti Presiden Republik Indonesia Jokowi, maka demokrasi melunturkan watak kebudayaan bangsanya. Stop karikatur yang tidak mencerdaskan kehidupan bangsa.

Hasto Kristiyanto
Sekjen PDI Perjuangan










No comments:

Post a Comment

Tags

Recent Post