Pilpres 2019 telah berakhir, dan walau hasilnya masih diperdebatkan, fokus mulai beralih kepada siapa yang mungkin meneruskan Jokowi di pemilu presiden selanjutnya. Untuk Pilpres 2024 nanti, beberapa nama telah mulai disebut-sebut, mulai dari para pemimpin daerah yang masih muda, sampai ke generasi baru dari para mantan presiden. Sejauh ini, masih belum ada kandidat favorit.
Oleh: Tabita Diela, Yarica Lei (Reuters)
Bahkan dengan hasil Pilpres 2019 saat ini masih harus dikonfirmasi secara resmi, perhatian telah beralih ke perlombaan berikutnya untuk jabatan teratas pada tahun 2024 dengan beberapa bintang politik yang naik dan tokoh-tokoh yang terhubung.
Contoh penghitungan suara oleh lembaga survei swasta dari pemungutan suara pekan lalu menunjukkan bahwa Presiden Joko Widodo yang berkuasa sedang menuju masa jabatan kedua dan terakhir meskipun hasilnya sedang diperselisihkan oleh penantangnya, mantan jenderal Prabowo Subianto.
Namun, ada serangkaian pemimpin baru menunggu di pinggir panggung untuk kesempatan mereka, termasuk beberapa yang, seperti Jokowi, memimpin kota atau provinsi di seluruh nusantara. Ada juga keturunan mantan pemimpin yang dipersiapkan untuk mengambil alih.
Tapi, seorang kandidat membutuhkan setidaknya 20 persen kursi di parlemen atau 25 persen suara rakyat untuk maju mencalonkan diri. Hal ini berarti, penantang tahun ini Prabowo, yang adalah ketua partai Gerindra, bisa mencalonkan diri untuk ketiga kalinya.
“Kami memiliki banyak pemimpin potensial … Ambang batas harus diturunkan untuk memberi orang-orang ini kesempatan terbuka,” kata Arya Fernandes, seorang peneliti di Pusat Studi Strategis dan Internasional.
Berikut adalah beberapa kemungkinan pesaing untuk pemilihan 2024.
Anies Baswedan (49 tahun), adalah gubernur Jakarta. Mantan menteri pendidikan, dengan dukungan dari partai-partai oposisi dan beberapa kelompok Islam garis keras, mengalahkan gubernur Jakarta Tionghoa-Kristen dalam pemilihan yang dirusak oleh ketegangan agama. Namun, peraih beasiswa Fulbright yang berasal dari keluarga cendekiawan Muslim moderat ini dipandang menarik bagi para pemilih yang lebih muda dan mewakili wajah Islam yang lebih modern.
Sandiaga Uno (49 tahun), terpilih sebagai wakil gubernur Jakarta pada tahun 2017, tetapi mundur sebagai wakil presiden untuk Prabowo. Kekayaan ekuitas pribadinya sebagian besar berasal dari investasi di industri batubara Indonesia telah membantu mendanai Prabowo dan kampanyenya. Meskipun merupakan pendatang baru di bidang politik, kampanye Pilpres 2019 ini memungkinkannya untuk meningkatkan profilnya di seluruh Indonesia dan ia terbukti sukses menarik pemilih milenial dan wanita.
Ridwan Kamil (47 tahun), adalah gubernur provinsi terpadat di Indonesia, Jawa Barat, dan sekutu Jokowi. Seorang arsitek yang terlatih, dia sebelumnya walikota Bandung di mana dia dikreditkan dengan rebranding kota untuk mendorong kreativitas dan penggunaan teknologi. Dia telah berhasil menggunakan media sosial untuk terhubung dengan pemilih dan memiliki lebih dari 10 juta pengikut di Instagram.
Puan Maharani (45 tahun), adalah menteri bidang pengembangan manusia dan kebudayaan. Dia memiliki silsilah politik sebagai putri dari mantan presiden Megawati Soekarnoputri dan cucu dari pemimpin pertama Indonesia yang karismatik, Sukarno. Ibunya memimpin partai terbesar di parlemen, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), yang berada dalam koalisi yang berkuasa.
Agus Harimurti Yudhoyono (40 tahun), adalah putra tertua dari mantan presiden dan ketua Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Politisi berpendidikan Harvard ini mengikuti ayahnya dengan memiliki karir militer dan meskipun tidak berpengalaman di politik, ia maju dalam pemilihan gubernur Jakarta pada tahun 2017, dan kalah di babak pertama. Partai Demokrat juga tidak bernasib baik tahun ini.
Nama-nama lain yang diedarkan oleh lembaga survei atau media termasuk para pemimpin daerah seperti Ganjar Pranowo (50 tahun), gubernur Jawa Tengah; Tri Rismaharini (57 tahun), walikota Surabaya; dan gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (53 tahun).
Di Indonesia bagian timur, Nurdin Abdullah (56 tahun), gubernur Sulawesi Selatan, juga dipandang sebagai penantang.
Baca juga: Pilpres 2019: Jokowi vs Sandiaga Uno?
Wakil ketua parlemen dan wakil ketua partai Gerindra Fadli Zon (47 tahun), juga dipandang sebagai kandidat yang mungkin mengingat posisinya sebagai loyalis Prabowo.
Basuki Tjahaja Purnama (52 tahun), mantan gubernur Jakarta, masih memiliki banyak pendukung jika ia mencoba untuk kembali ke dunia politik bahkan dengan catatan penistaan karena menghina Alquran.
Pengusaha Miliarder, Erick Thohir (48 tahun), yang mengatur Asian Games tahun lalu dan kampanye kepresidenan 2019 di Widodo tahun lalu, juga disebut-sebut meskipun ia telah menapis minat dalam karier politik dan hingga kini tidak memiliki pengalaman dalam pemerintahan.
Keterangan foto utama: Agus Harimurti Yudhoyono bersama Wakil Ketua Eksekutif Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam, Ong Keng Yong, sebelum menyampaikan ceramahnya pada Jumat (13/7). Putra mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, yang berusia 39 tahun tersebut diperkirakan akan menjadi calon kandidat untuk pemilihan presiden tahun 2024. (Foto: Straits Times Photo/Gavin Foo)
No comments:
Post a Comment