Latest News

Thursday, 21 November 2019

Karma Ahok, Sekarang Warga Tanjung Priok Digusur Paksa Anies Tanpa Ganti Rugi


KARMA A.Hok
Karma Ahok, Sekarang Warga Tanjung Priok Digusur Paksa Anies Tanpa Ganti Rugi

Itulah akibatnya kalau terbuai oleh kata-kata manis.
Dan sekarang warga di Jalan Agung Perkasa 8 yang melintasi Kelurahan Sunter Agung dan Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara harus merasakan pahitnya buaian kata-kata manis yang mereka terima.

Dulu, ketika Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur DKI Jakarta. Setiap penggusuran yang dilakukan sudah disediakan rusun untuk ditempati oleh warga yang terkena dampak penggusuran tersebut.

Ahok tidak sembarangan menggusur begitu saja. Meskipun bangunan-bangunan liar yang digusur tersebut memang sudah selayaknya.
Karena mereka menempati jalur hijau yang bukan diperuntukkan untuk mendirikan bangunan.

Tapi Ahok masih mempunyai sisi kemanusiaannya.
 Bagaimanapun juga warga yang digusur adalah warga Jakarta yang juga adalah warganya juga.
 Sehingga sebelum melakukan penggusuran Ahok sudah menyediakan rusun untuk mereka tinggali bersama keluarga.

Semua gratis untuk warga pindahan.
Mereka hanya dikenakan biaya sewa yang murah per bulan.
Namun sayangnya, kebaikan hati Ahok untuk melihat warganya menempati hunian yang layak ditampik begitu saja.
Warga lebih senang tinggal di daerah kumuh yang boleh dibilang tidak layak huni.

Mereka menolak untuk dipindahkan. dg.berbagai alasan.
 Rusun jauh dari tempat pekerjaan. Biaya hidup semakin mahal kalau tinggal di rusun dan berbagai macam alasan yang absurd.
Mereka tetap menolak untuk dipindahkan ke rusun.

Kemudian datanglah Anies, sang penyelamat!
Anies dengan konsep menggeser dan bukan menggusur membuat warga terpesona.
Bagaimana tidak, tawaran Anies sangat menggiurkan.
Warga tidak akan digusur ke rusun tetapi akan digeser ke tempat yang lebih layak di sekitar tempat tinggal mereka.

Anies datang membawa angin segar (yang kemudian berubah menjadi angin puting beliung).
Konsep Anies sangat diterima oleh warga. Dan membuat mereka semakin membenci Ahok, yang dianggapnya sudah semena-mena terhadap warga.
Main gusur paksa dan tidak manusiawi.

Tentu saja, saat Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Mereka ramai-ramai memilih Anies yang membawa konsep yang sangat layak untuk mereka terima.
 Mereka tetap akan tinggal di sekitar rumah mereka sekarang daripada mereka harus pindah ke rusun yang sangat jauh dari tempat mereka semula.

Mereka acuhkan Ahok-Djarot. Mereka lebih memilih Anies-Sandi yang lebih amanah menurut mereka.
Apalagi dengan intimidasi dari ormas pembenci Ahok, maka mereka semakin yakin untuk memilih gubernur yang seiman.
Gubernur yang akan membawa mereka lebih baik. Anies menang dan Ahok pun terpaksa harus dilengserkan.

Setahun, dua tahun Anies memerintah.
 Tidak sesuai dengan janji-janjinya.
Tidak sesuai dengan apa yang telah diucapkannya dulu.
Warga yang sudah termakan oleh buaian manis Anies, kini mulai merasa bahwa gubernur yang mereka pilih tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan.

Rencana menggeser hunian mereka sekarang, tidak ada tindak lanjutnya.
Warga semakin dibiarkan untuk menempati ruang yang seharusnya bukan untuk hunian.

Gubernur yang diharapkan amanah untuk menjadikan Jakarta lebih baik, ternyata tidak sesuai dengan harapan.

Dan waktunya pun tiba. Warga yang semula begitu mengharapkan Anies dapat membuat perubahan di lingkungan mereka menjadi lebih baik.
Ternyata lebih mengerikan dari gubernur sebelumnya.

Itulah yang kini dirasakan oleh warga Tanjung Priok. Warga yang semula menolak Ahok dan memilih Anies, kini harus merasakan pahitnya telah memilih gubernur yang salah.

Kamis, tanggal 14 November 2019 merupakan hari yang tak akan dilupakan oleh warga Jalan Agung Perkasa 8, bagaimana tidak, jika hari itu bangunan-bangunan yang mereka tempati saat ini dihancurkan secara paksa oleh Satpol PP.

Bukan hanya itu saja, selain kehilangan harta benda mereka. Kini mereka juga tidak tahu harus tinggal di mana setelah hunian mereka dibongkar paksa oleh Satpol PP.

Salah satu keluhan warga yang sangat miris dilaporkan oleh Warta Kota, seorang warga yang dipanggil Nur yang sudah menetap di sana sejak tahun 1988, kini harus merelakan huniannya dibongkar paksa.

Ia mengungkapkan kekecewaannya kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang dinilai tidak berpihak orang-orang seperti dirinya.

"Saya sempet dukung Pak Gubernur, Pak Anies, cuman Pak Anies nggak tanggung jawab, nggak respon," katanya. "Nggak ada (bantuan) sama sekali. Kita kayak hewan begini Pak, kayak begini," ucap Nur.

Sementara warga lainnya, Setio bersama istri dan seorang anaknya, belum tahu akan tinggal di mana setelah tempat tinggalnya dibongkar petugas.

"Belum ada tujuan, belum ada pemikiran mau pindah ke mana, belum ada pandangan, belum ada tempat," katanya.

Meskipun kita turut bersedih atas apa yang telah menimpa saudara kita di Tanjung Priok tersebut. Namun kita tahu bahwa itulah konsekuensi dari pilihan warga sendiri.

 Ketika diberikan seorang gubernur yang baik, dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal mereka tolak. Mereka justru memilih gubernur yang belum jelas kinerjanya hanya karena seiman dan janji-janji manis belaka.

Karma Ahok semakin banyak membawa korban.
Entah siapa lagi yang akan menjadi korban berikutnya.
Bahkan yang di Arab pun kini mulai tersiksa. Badan lepas, jiwa terpenjara.

Bukan begitu kura-kura?

https://seword.com/politik/karma-ahok-sekarang-warga-tanjung-priok-digusur-Z5vefykYTW

No comments:

Post a Comment

Tags

Recent Post