Latest News

Saturday, 31 October 2015

Menjelaskan sumber kekuasaan menurut French and Raven



a)  Kekuasaan Penghargaan (Reward Power)

Kekuasaan penghargaan merupakan kekuasaan yang berasal dari kemampuan seorang pemimpin untuk memberikan penghargaan, yang merupakan sesuatu yang berarti dan dibutuhkan, kepada mereka yang membutuhkan.Dengan kata lain, kekuasaan penghargaan berkaitan dengan kemampuan seorang pemimpin untuk memepengaruhi bawahan dengan memberikan ganjaran atas perilaku mereka yang positif atau perilaku yang sesuai dengan yang dikehendaki pemimpin.
Letak kekuatan dari kekuasaan ini bergantung pada daya pikat dan tingkat kepastian akan kontrol seorang pemimpin atas ganjaran tersebut. Yulk (2010:178) mengemukakan salah satu bentuk kekuasaan memberikan penghargaan terhadap bawahan adalah wewenang memberikan kenaikan gaji, bonus atau insentif ekonomi yang pantas bagi bawahan.

b)  Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)
Luthans (1989:431) mengemukakan "source of coercive power depends on fear". Kekuasaan paksaan merupakan kekuasaan yang berasal dari ketakutan pihak lain akan hukuman yang diberikan pimpinan kepada mereka yang tidak patuh terhadap apa yang dikehendakinya. Dengan kata lain, kekuasaan paksaan merupakan kemampuan pemimpin untuk memepengaruhi perilaku bawahan dengan memberikan sanksi atas tindakan mereka yang tidak sesuai dengan kehendak pemimpin. Kekuatan kekuasaan ini terletak pada beratnya hukuman dan kemungkinan untuk menghindari hukuman itu.

c)  Kekuasaan Legitimasi (Legitimate Power)
Kekuasaan legitimasi adalah kekuasaan yang lahir dari kedudukan formal seseorang dalam organisasi. Dengan jabatan formal tersebutlah seorang pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya dan bawahan akan patuh kepadanya. Bawahan mengetahui bahwa pimpinan memiliki hak untuk memberikan perintah dan mereka memiliki kewajiban untuk mentaatinya. Kekuasaan legitimasi ini merupakan sumber otoritas (Hoy, 2007: 203).

d)  Kekuasaan Referen (Reverent Power)
French dan Raven (dalam Yulk, 2010:181) menjelaskan kekuasaan berdasarkan referensi diperoleh dari keinginan orang lain untuk menyenangkan seorang agen yang kepadanya mereka memiliki perasaan kasih, penghormatan, dan kesetiaan yang kuat. Kekuasaan referen/referensi merupakan kekuasaan yang lahir karena seseorang memiliki daya tarik atau kharisma tertentu.Dengan kata lain, kekuasaan referen merupakan kemampuan pimpinan untuk mempengaruhi perilaku bawahan berdasarkan kegemaran dan identifikasi diri bawahan dengan pimpinannya. Orang yang memiliki kekuasaan referen akan dikagumi, dihormati dan dijadikan model untuk diteladani. Sumber kekuasaan referen adalah kepribadian dan kecerdasan interpersonal yang luar biasa yang dimiliki seorang individu.

e)  Kekuasaan Ahli (Expert Power)
Kekuasaan ahli merupakan kekuasaan yang muncul karena seseorang memiliki keahlian atau kemampuan khusus (Hoy dan Miskel, 2005:210). Setiap pengikutnya akan patuh pada apa yang dikatakannya karena merasa bahwa ia memiliki pengetahun dan keterampilan yang lebih dari yang mereka miliki dan bahwa apa yang dimiliki tersebut akan bermakna dan membantu mereka. Yulk (2010:183) mengidentifikasi bukti dari keahlian seseorang dapat terlihat dari ijasah, lisensi, dan piagam penghargaan. Akan tetapi, cara yang paling menyakinkan dalam memperlihatkan keahlian dengan menyelesaikan masalah penting, membuat keputusan yang tepat, memberikan petunjuk yang bagus, dan berhasil menyelesaikan tantangan dari proyek yang sangat sulit.

Simpulan :

Seorang yang memiliki kekuasaan cenderung untuk menerapkan kekuasaannya dengan semena-mena, sehingga kekuasaan ini juga akan memicu adanya konflik antar pribadi. Dengan adanya "penyelewengan" kekuasaan ini yang akan berakibat pada hilang/diperolehnya kekuasaan. Seseorang yang memiliki kekuasaan cenderung memiliki kemampuan intelektual yang diatas rata-rata. Akan tetapi kekuasaan ini perlu dikendalikan dalam penggunaannya, sehingga seseorang perlu untuk memiliki kecerdasan emosional dan spiritual. Dengan adanya tiga kecerdasan yang mengiringi seorang pemimpin/orang yang memiliki kuasa, maka insyaallah kekuasaan ini akan terjaga dengan baik.



Budiarjo, M. 1984. Konsep Kekuasaan: Tinjauan Kepustakaan. Jakarta: Sinar Harapan.

Gordon, J. R. 1991. A Diagnostic Approach to Organizational Behavior. Boaston: Allyn and Bacon.

No comments:

Post a Comment

Tags

Recent Post