Latest News

Sunday, 22 March 2015

Teori kepribadian sehat menurut pendapat Rogers

KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT CARL ROGER 
            Menurut Rogers orang yang memiliki kepribadian sehat adalah orang yang dapat mengaktualisasikan diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang di ajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet training, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya. Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya.
 Aktualisasi dapat memudahkan dan meningkatkan pematangan dan pertumbuhan. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat serta potensi psikologisnya yang unik. Roger percaya bahwa manusia memiliki dorongan yang dibawanya sejak lahir untuk menciptakan dan hasil ciptaan yang paling penting adalah diri orang sendiri, suatu tujuan yang dicapai jauh lebih sering oleh orang-orang yang sehat daripada orang-orang yang sakit secara psikologisnya. 
    
Menurut roger manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh masa kanak-kanak, tetapi menurutnya masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi kepribadian yang sehat jauh lebih penting daripada maa lampau. Tetapi beliau mengemukakan bahwa pengalaman-pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi kita memandang masa sekarang yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis.
Menurut Rogers orang yang memiliki kepribadian sehat adalah orang yang dapat mengaktualisasikan diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang di ajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet training, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya. Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya.
            Sebagai makhluk hidup manusia merupakan organisme, yaitu makhluk fisik (physical creature) dengan semua fungsi-fungsinya, baik secara fisik maupun psikis. Organisme ini juga merupakan locus (tempat) semua pengalaman, dan pengalaman ini merupakan persepsi seorang tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam diri sendiri dan juga di dunia luar.
 Pengertian organisme mencakup 3 hal :
  1. Makhluk hidup : organisme adalah makhluk yang lengkap dengan fungsi fisik dan psikisnya. Organisme adalah tempat semua pengalaman, segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam kesadaran setiap saat, yakni persepsi seseorang mengenai event yang terjadi di dalam diri dan di dunia luar.
  2. Realitas subjektif : organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya. Realita adalah medan persepsi yang sifatnya subjektif, bukan fakta benar-salah. Realita subjektif semacam itulah yang menentukan/membentuk tingkah laku.
  3. Holisme : organisme adalah salah satu kesatuan sistem, sehingga perubahan pada suatu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan bertujuan yakni tujuan mengaktualisasi, mempertahankan dan mengembangkan diri.
            Medan fenomenal merupakan keseluruhan pengalaman internal (persepsi mengenai diri sendiri) dan pengalaman eksternal
-          Pengalaman yang disimbolkan (symbolized) pengalaman disadari
-          Pengalaman yang disimbolkan tetapi diingkari atau terdistorsi  (denied or distorted) pengalaman disadari
-          Pengalaman yang tidak disimbolkan atau diabaikan (ignored) pengalaman tidak disadari.
Struktur Kepribadian
Self
Self atau self concept adalah konsep menyeluruh yang ajeg dan terorganisir tersusun mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Self concept menggambarkan konsepsi orang mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya, pandangan diri dalam berbagai perannya dalam kehidupan dan dalam kaitannya dengan hubungan interpersonal.           
Konsep pokok dari teori kepribadian Rogers adalah self, sehingga dapat dikatakan self merupakan struktur kepribadian yang sebenarnya. Carl Rogers mendeskripsikan the self  atau self-structure sebagai sebuah konstruk yang menunjukan bagaimana setiap individu melihat dirinya sendiri. Self ini dibagi 2 yaitu :
-           Real Self adalah keadaan diri individu saat ini.
-           Ideal Self adalah keadaan diri individu yang ingin dilihat oleh individu itu sendiri atau apa yang ingin dicapai oleh individu tersebut.
            Perhatian Rogers yang utama adalah bagaimana organisme dan self dapat dibuat lebih kongruen/ sebidang. Artinya ada saat dimana self berada pada keadaan inkongruen,  kongruensi self ditentukan oleh kematangan, penyesuaian, dan kesehatan mental, self yang kongruen adalah yang mampu untuk menyamakan antara interpretasi dan persepsi ?self I? dan ?self me? sesuai dengan  realitas dan interpretasi self yang lain. Semakin lebar jarak antara keduanya, semakin lebar ketidaksebidangan ini.  Semakin besar ketidaksebidangan, maka semakin besar pula penderitaan yang dirasakan dan jika tidak mampu maka akan terjadi ingkongruensi atau mal-adjustment atau neurosis. Misalkan anda memiliki ideal self sebagai orang yang memiliki bentuk tubuh ideal serta memiliki prestasi yang tinggi dibanding teman ?teman anda, tetapi nyatanya real self anda adalah orang yang tidak memiliki bentuk tubuh yang ideal serta prestasi anda adalah rata-rata dengan teman-teman anda maka akan ada kesenjangan antara real self dan ideal self yang dapat menimbulkan kecemasan.
            Bila seseorang, antara ?self concept?nya dengan organisme mengalami keterpaduan, maka hubungan itu disebut kongruen (cocok) tapi bila sebaliknya maka disebut Inkongruen (tidak cocok) yang bisa menyebabkan orang mengalami sakit mental, seperti merasa terancam, cemas, defensive dan berpikir kaku serta picik. Sedangkan ciri-ciri orang yang mengalami sehat secara psikologis (kongruen), dalam Syamsu dan Juntika (2010:145) disebutkan sebagai berikut :
  1. Seseorang mampu mempersepsi dirinya, orang lain dan berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungannya secara objektif
  2. Terbuka terhadap semua pengalaman, karena tidak mengancam konsep dirinya
  3. Mampu menggunakan semua pengalaman
  4. Mampu mengembangkan diri ke arah aktualisasi diri (fully functioning person).
Bagian dari medan fenomenal yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar atas diri sendiri.
-          Berkembang dari interaksi dengan lingkungan
-          Individu berperilaku dengan cara yang selaras/ konsisten dengan self
-          Pengalaman yang tidak selaras dengan self dianggap sebagai ancaman
-          Self mungkin berubah sebagai hasil dari maturation dan proses belajar
 
Peranan Positive Regard
Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain (warmth, liking, respect, sympathy & acceptance, love & affection). Kebutuhan ini disebut need for positive regard. Positive regard terbagi menjadi 2 yaitu:
Conditional positive regard (bersyarat) 
Conditional positive regard atau penghargaan positif bersyarat misalnya kebanyakan orang tua memuji, menghormati, dan mencintai anak dengan bersyarat,yaitu sejauh anak itu berpikir dan bertingkah laku seperti dikehendaki orangtua.
Unconditional positive regard (tak bersyarat).
Unconditional positive regard disini anak tanpa syarat apapun dihargai dan diterima sepenuhnya.
 
Ciri - ciri orang yang berfungsi sepenuhnya
 
Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan. Setelahself dan organism bisa menjadi suatu kesatuan yang baik, namun ketika ia masuk ke lingkungan sosial luar yang beperan sebagai medan phenomenal. Belum tentu ia dapat berkembang dengan sebagaimana mestinya.
Untuk mengatasi tekanan yang dirasakan, Rogers berpendapat terdapat cara untuk mengatasinya, yaitu melalui Pertahanan. Ketika individu berada dalam incongruitymaka pada saat itu individu berada dalam situasi terancam. Menjelang situasi yang mengancam itu individu akan merasa cemas. Salah satu cara menghindarinya adalah dengan melarikan diri dalam bentuk psikologis dengan menggunakan pertahanan-pertahanan. Dua macam cara pertahanan adalah Pengingkaran dan Distorsi perseptual.
  
      Pengingkaran adalah dimana individu memblokir situasi yang mengancam melaluimenyingkirkan kenangan buruk atau rangsangan yang memancing kenangan itu munculdari kesadaran (menolak untuk mengingatnya).
      Distorsi perseptual adalah penafsiran kembali sebuah situasi sedemikian rupasehingga tidak lagi dirasakan terlalu mengancam.
      Ketika pertahanan yang dilakukan seseorang runtuh dan merasa dirinya hancur berkeping-keping disebut sebagai psikosis. Akibatnya perilaku individu menjadi tidak konsisten, kata-kata yang keluar dari mulutnya tidak nyambung, emosinya tidak tertata, tidak mampu membedakan antara diri dan bukan diri serta menjadi individu yang tidak punya arah dan pasif. 
http://deathneverlost.wordpress.com/2013/06/13/282/

Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

 Jarvis, Matt. (2006). Teori-Teori Psikologi. Bandung: Nusa Media dan Nuansa.

Mahmud. (2005). Psikologi Pendidikan Mutakhir. Bandung:Sahiva

Samsyu Yusuf dan Juntika Nurihsan. (2007). Teori Kepribadian. Bandung: Rosda
 

No comments:

Post a Comment

Tags

Recent Post