Latest News

Monday, 30 March 2015

Memahami dan Menjelaskan Konsep Abraham Maslow Mengenai Kesehatan Mental

Pendapat Abraham Maslow
Memahami dan menjelaskan konsep maslow mengenai kesehatan mental :
a. Hirarki kebutuhan manusia
Jawab :
Hirarki kebutuhan menggambarkan urutan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi.  Premis dasar hirarki ini menyatakan bahwa seseorang harus memuaskan berbagai  kebutuhan dasar fisik maupun  psikologis agar dapat mencapai tingkat aktualisasi diri. Manusia didorong oleh kebutuhan-kebutuhan yang universal dan yang dibawa sejak lahir, yang tersusun dalam suatu tingkat, dari yang paling kuat sampai kepada yang paling lemah seperti suatu tangga. Kebutuhan yang paling rendah dan paling kuat harus dipuaskan sebelum muncul kebutuhan tingkat kedua dan seterusnya naik tingkat sampai muncul kebutuhan  kelima yang paling tinggi yaitu aktualisasi diri.
Kebutuhan-kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow :
   
 -Kebutuhan-kebutuhan fisiologis :
Merupakan kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap makan, iair, udara, tidur, dan seks serta pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan itu sangat penting untuk kelangsungan hidup karena kebutuhan tersebut merupakan yang terkuat dari semua kebutuhan.

 -Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman
Apabila kebutuhan fisiologis sudah terpenuhi, maka manusia akan didorong oleh kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan jaminan, stabilitas, perlindungan, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan. Maslow percaya bahwa kita semua membutuhkan sedikit banyak sesuatu yang bersifat ritun dan dapat diramalkan. Ketidakpastian sulit dipertahankan, karena itu kita berusaha untuk mencapai sebanyak mungkin jaminan, perlindungan, ketertiban menurut kemampuan kita misalnya, kita menambah uang tabungan kita di bank, membeli asuransi, dan tetap tinggal dalam  pekerjaan-pekerjaan yang aman dan terjamin supaya dengan demikian tidak kehilangan tunjangan tambahan.

 -Kebutuhan-kebutuhan akan memiliki dan cinta
Kita dapat menggabungkan diri dengan suatu kelompok atau perkumpulan, menerima nilai-niai dan sifat-sifat atau memakai pakaian seragam dengan maksud merasakan perasaan memiliki. Kita memuaskan kebutuhan-kebutuhan kita akan cinta dengan membangun suatu hubungan akrab dan penuh perhatian dengan orang lain atau dengan orang-orang pada umunya. Dalam hubungan-hubungan ini, memberi dan menerimacinta adalah sama penting.
Semakin lama semakin sulit memuaskan kebutuhan akan memiliki dan cinta karena mobiitas kita, oleh karena itu Maslow berpendapat bahwa kesulitan untuk memuaaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut menjelaskan aktivitas-aktivitas kelompok yang dilakukan sebagai cara melarikan diri dari kesepian dan isolasi yang merupakan akibat yang tidak dapat dielakkan dari kegagalan dalam mencapai perasaan cinta dan memiliki.
         

-Kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan
Penghargaan yang berasal dari orang-orang lain dan penghargaan diri sendiri. Penghargaan yang berasal dari orang lain merupakan yang utama bahwa orang-orang akan berpikir baik tentang diri kita. Penghargaan yang berasal dari luar dapat berdasarkan reputasi, kekaguman, status, popularitas, prestise, atau keberhasilan dalam masyarakat, semua sifat  dari bagaimana orang-orang lain berfikir dan bereaksi terhadap kita. Apabila kita sudah merasakan suatu perasaan penghargaan dari dalam atau luar, kita akan merasa yakin, aman serta berharga akan diri kita.

 -Kebutuhan akan aktualisasi diri
Ini merupakan kebutuhan yang paling tinggi, yaitu sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat kita serta pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita. Meskipun kebutuhan-kebutuhan dalam tingkat yang lebih rendah dipuaskan, kita merasa aman secara fisik dan emosional, mempunyai perasaan memiliki dan cinta serta merasa bahwa diri kita adalah individu-individu yang berharga. Namun, kita akan merasa kecewa, tidak senang dan tidak puas kalau kita gagal berusaha untuk memuaskan kebutuhan akan aktualisasi diri. Apabila terjadi demikian, maka kita akan berada dalam damai dengan diri kita dan tidak bia dikatakan sehat secara psikologis.

     b. Kepribadian sehat menurut Abraham Maslow
Individu digambarkan sebagai organisme yang tersusun baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, dan kreativitas. Semua individu  dapat menemukan dalam pengalaman dan potensi dalam kepribadian mereka yang tidak pernah disadari bahwa mereka memilikinya. Tekanan yang tidak begitu banyak pada penyembuhan konflik-konflik yang ada hubungannya dengan masa kanak-kanak dan luka-luka emosional pada masa lampau dibandingkan dengan pelepasan sumber yang tersembunyi dari bakat, kreativitas, energi, dan dorongan. Kodrat manusia adalah optimistis dan penuh harapan. Setiap manusia memiliki kapasitas kita untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi diri mereka sendiri serta untuk menjadi semuanya menurut kemampuan mereka sendiri.
Pada tingkat kebutuhan-kebutuhan dari Abraham Maslow, menyatakan bahwa kebutuhan fisiologis dan rasa aman harus dipuaskan sebelum kebutuhan-kebutuhan lain dapat timbul hingga mencapai yang tertinggi yaitu aktualisasi diri. Sifat pengaktualisasian diri dari Maslow merupakan sifat yang diinginkan dan diharapkan untuk dimiliki oleh seorang yang sehat. Pengaktualisasian diri merupakan orang yang baik hati, sopan, jujur, dan penuh perhatian dan masyarakat dapat menjadi tempat kehidupan yang lebih cocok apabila lebih banyak menampilkan sifat-sifat ini dan inidividu akan menjadi lebih bahagia apabila berada disekitar  orang-orang yang lebih mengaktualisasikan diri. Orang yang sehat ini  tampaknya sempurna dari dalam hal, dalam memahami dan menerima diri mereka dan orang-orang lain, dalam kewajaran dan spontanitas mereka, dalam perhatian dan perasaan belas kasihan terhadap manusia dan dalam toleransi mereka terhadap orang-orang lain serta dalam kemampuan mereka untuk melawan oengaruh-pengaruh sosial.
Maka, Abraham Maslow menyatakan dengan jelas ?apabila anda dengan sengaja merencanakan untuk menjadi kurang daripada kemampuan anda, maka saya memperingatkan bahwa anda tidak akan berbahagia dalam kehidupan anda selanjutnya?, maksudnya adalah meneliti berbagai caara bagaimana kita menjadi menurut kemampuan kita.

       c. Perbedaan ?meta needs? dengan ?deficiency needs?
        Metaneeds
Metaneeds merupakan keadaan-keadaan pertumbuhan atau tujuan kearah mana pengaktualisasian diri bergerak. Maslow menyebutkan bahwa kebutuhan tersebut merupakan tujuan dalam diri sendiri dan bukan alat untuk mencapai tujuan  lain, keadaan-keadaan ada dan bukan berjuang kearah objek tujuan khusus. Apabila keadaan-keadaan ini ada sebagai suatu kebutuhan, maka kegagalan untuk memuaskan atau mencapai keadaan tersebut akan menyakitkan, seperti kegagalan untuk memuaskan beberapa kebutuhan yang lebih rendah. Kegagalan metakebutuhan (metaneeds) menyebabkan metapatologi yang artinya suatu perasaan yang tidak enak dan tidak terbentuk yang merupakan pengurangan atau hambatan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang penuh.
     Dificiency needs :
Abraham Maslow menggariskan lima kebutuhan manusia utama yang harus dipenuhi dan empat kebutuhan utama disebut deficiency needs, Maslow meyebutkan ini karena kita harus memuaskan dengan bertahan hidup. Keempat kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisiologis yaitu terdiri dari kebutuhan makan, minum, udara, kehangatan air, dan tidur. Setelah itu, kita harus memenuhi kebutuhan keselamatan kita yaitu harus merasa aman didunia dengan memiliki teman, keluarga, dan agama. Kemudian kebutuhan cinta sebagai manusia yang perlu merasa dicintai dan dihargai dan yang terakhir merupakan kebutuhan akan penghargaan, bahwa kita harus merasa baik terhadap apa yang kita lalkukan dan diakui orang lain  sebagai baik pada apa yang kita lakukan.

      d. Ciri-ciri actualized people
-Mengamati realitas secara efisien
-
Penerimaan umum atas kodrat, orang-orang lain dan diri sendiri
-Spontanitas, kesederhanaan, kewajaran
-Fokus pada masalah-masalah diluar diri mereka
-Kebutuhan akan privasi dan independensi
-Berfungsi secara otonom
-Apresiasi yang senantiasa segar
-Pengalaman-pengalaman mistik atau puncak
 -Minat sosial
-Hubungan antar pribadi
-Struktur watak demokratis
-Perbedaan antara sarana dan tujuan, antara baik dan buruk
-Perasaan humor yang tidak menimbulkan permusuhan
-Kreativitas
-Resistensi terhadap inkulturasi

Sumber :
1.       Schultz,Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan,Yogyakarta;Kanisius
2.       Halgin P. Richard & Susan Krauss Whitbourne.2009.Psikologi Abnormal,Jakarta;Salemba Humanika

Sunday, 22 March 2015

Teori kepribadian sehat menurut pendapat Rogers

KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT CARL ROGER 
            Menurut Rogers orang yang memiliki kepribadian sehat adalah orang yang dapat mengaktualisasikan diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang di ajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet training, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya. Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya.
 Aktualisasi dapat memudahkan dan meningkatkan pematangan dan pertumbuhan. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat serta potensi psikologisnya yang unik. Roger percaya bahwa manusia memiliki dorongan yang dibawanya sejak lahir untuk menciptakan dan hasil ciptaan yang paling penting adalah diri orang sendiri, suatu tujuan yang dicapai jauh lebih sering oleh orang-orang yang sehat daripada orang-orang yang sakit secara psikologisnya. 
    
Menurut roger manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh masa kanak-kanak, tetapi menurutnya masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi kepribadian yang sehat jauh lebih penting daripada maa lampau. Tetapi beliau mengemukakan bahwa pengalaman-pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi kita memandang masa sekarang yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis.
Menurut Rogers orang yang memiliki kepribadian sehat adalah orang yang dapat mengaktualisasikan diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang di ajukan oleh aliran freudian, misalnya toilet training, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya. Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya.
            Sebagai makhluk hidup manusia merupakan organisme, yaitu makhluk fisik (physical creature) dengan semua fungsi-fungsinya, baik secara fisik maupun psikis. Organisme ini juga merupakan locus (tempat) semua pengalaman, dan pengalaman ini merupakan persepsi seorang tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam diri sendiri dan juga di dunia luar.
 Pengertian organisme mencakup 3 hal :
  1. Makhluk hidup : organisme adalah makhluk yang lengkap dengan fungsi fisik dan psikisnya. Organisme adalah tempat semua pengalaman, segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam kesadaran setiap saat, yakni persepsi seseorang mengenai event yang terjadi di dalam diri dan di dunia luar.
  2. Realitas subjektif : organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya. Realita adalah medan persepsi yang sifatnya subjektif, bukan fakta benar-salah. Realita subjektif semacam itulah yang menentukan/membentuk tingkah laku.
  3. Holisme : organisme adalah salah satu kesatuan sistem, sehingga perubahan pada suatu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan bertujuan yakni tujuan mengaktualisasi, mempertahankan dan mengembangkan diri.
            Medan fenomenal merupakan keseluruhan pengalaman internal (persepsi mengenai diri sendiri) dan pengalaman eksternal
-          Pengalaman yang disimbolkan (symbolized) pengalaman disadari
-          Pengalaman yang disimbolkan tetapi diingkari atau terdistorsi  (denied or distorted) pengalaman disadari
-          Pengalaman yang tidak disimbolkan atau diabaikan (ignored) pengalaman tidak disadari.
Struktur Kepribadian
Self
Self atau self concept adalah konsep menyeluruh yang ajeg dan terorganisir tersusun mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku. Self concept menggambarkan konsepsi orang mengenai dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya, pandangan diri dalam berbagai perannya dalam kehidupan dan dalam kaitannya dengan hubungan interpersonal.           
Konsep pokok dari teori kepribadian Rogers adalah self, sehingga dapat dikatakan self merupakan struktur kepribadian yang sebenarnya. Carl Rogers mendeskripsikan the self  atau self-structure sebagai sebuah konstruk yang menunjukan bagaimana setiap individu melihat dirinya sendiri. Self ini dibagi 2 yaitu :
-           Real Self adalah keadaan diri individu saat ini.
-           Ideal Self adalah keadaan diri individu yang ingin dilihat oleh individu itu sendiri atau apa yang ingin dicapai oleh individu tersebut.
            Perhatian Rogers yang utama adalah bagaimana organisme dan self dapat dibuat lebih kongruen/ sebidang. Artinya ada saat dimana self berada pada keadaan inkongruen,  kongruensi self ditentukan oleh kematangan, penyesuaian, dan kesehatan mental, self yang kongruen adalah yang mampu untuk menyamakan antara interpretasi dan persepsi ?self I? dan ?self me? sesuai dengan  realitas dan interpretasi self yang lain. Semakin lebar jarak antara keduanya, semakin lebar ketidaksebidangan ini.  Semakin besar ketidaksebidangan, maka semakin besar pula penderitaan yang dirasakan dan jika tidak mampu maka akan terjadi ingkongruensi atau mal-adjustment atau neurosis. Misalkan anda memiliki ideal self sebagai orang yang memiliki bentuk tubuh ideal serta memiliki prestasi yang tinggi dibanding teman ?teman anda, tetapi nyatanya real self anda adalah orang yang tidak memiliki bentuk tubuh yang ideal serta prestasi anda adalah rata-rata dengan teman-teman anda maka akan ada kesenjangan antara real self dan ideal self yang dapat menimbulkan kecemasan.
            Bila seseorang, antara ?self concept?nya dengan organisme mengalami keterpaduan, maka hubungan itu disebut kongruen (cocok) tapi bila sebaliknya maka disebut Inkongruen (tidak cocok) yang bisa menyebabkan orang mengalami sakit mental, seperti merasa terancam, cemas, defensive dan berpikir kaku serta picik. Sedangkan ciri-ciri orang yang mengalami sehat secara psikologis (kongruen), dalam Syamsu dan Juntika (2010:145) disebutkan sebagai berikut :
  1. Seseorang mampu mempersepsi dirinya, orang lain dan berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungannya secara objektif
  2. Terbuka terhadap semua pengalaman, karena tidak mengancam konsep dirinya
  3. Mampu menggunakan semua pengalaman
  4. Mampu mengembangkan diri ke arah aktualisasi diri (fully functioning person).
Bagian dari medan fenomenal yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar atas diri sendiri.
-          Berkembang dari interaksi dengan lingkungan
-          Individu berperilaku dengan cara yang selaras/ konsisten dengan self
-          Pengalaman yang tidak selaras dengan self dianggap sebagai ancaman
-          Self mungkin berubah sebagai hasil dari maturation dan proses belajar
 
Peranan Positive Regard
Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain (warmth, liking, respect, sympathy & acceptance, love & affection). Kebutuhan ini disebut need for positive regard. Positive regard terbagi menjadi 2 yaitu:
Conditional positive regard (bersyarat) 
Conditional positive regard atau penghargaan positif bersyarat misalnya kebanyakan orang tua memuji, menghormati, dan mencintai anak dengan bersyarat,yaitu sejauh anak itu berpikir dan bertingkah laku seperti dikehendaki orangtua.
Unconditional positive regard (tak bersyarat).
Unconditional positive regard disini anak tanpa syarat apapun dihargai dan diterima sepenuhnya.
 
Ciri - ciri orang yang berfungsi sepenuhnya
 
Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan. Setelahself dan organism bisa menjadi suatu kesatuan yang baik, namun ketika ia masuk ke lingkungan sosial luar yang beperan sebagai medan phenomenal. Belum tentu ia dapat berkembang dengan sebagaimana mestinya.
Untuk mengatasi tekanan yang dirasakan, Rogers berpendapat terdapat cara untuk mengatasinya, yaitu melalui Pertahanan. Ketika individu berada dalam incongruitymaka pada saat itu individu berada dalam situasi terancam. Menjelang situasi yang mengancam itu individu akan merasa cemas. Salah satu cara menghindarinya adalah dengan melarikan diri dalam bentuk psikologis dengan menggunakan pertahanan-pertahanan. Dua macam cara pertahanan adalah Pengingkaran dan Distorsi perseptual.
  
      Pengingkaran adalah dimana individu memblokir situasi yang mengancam melaluimenyingkirkan kenangan buruk atau rangsangan yang memancing kenangan itu munculdari kesadaran (menolak untuk mengingatnya).
      Distorsi perseptual adalah penafsiran kembali sebuah situasi sedemikian rupasehingga tidak lagi dirasakan terlalu mengancam.
      Ketika pertahanan yang dilakukan seseorang runtuh dan merasa dirinya hancur berkeping-keping disebut sebagai psikosis. Akibatnya perilaku individu menjadi tidak konsisten, kata-kata yang keluar dari mulutnya tidak nyambung, emosinya tidak tertata, tidak mampu membedakan antara diri dan bukan diri serta menjadi individu yang tidak punya arah dan pasif. 
http://deathneverlost.wordpress.com/2013/06/13/282/

Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

 Jarvis, Matt. (2006). Teori-Teori Psikologi. Bandung: Nusa Media dan Nuansa.

Mahmud. (2005). Psikologi Pendidikan Mutakhir. Bandung:Sahiva

Samsyu Yusuf dan Juntika Nurihsan. (2007). Teori Kepribadian. Bandung: Rosda
 

Sunday, 15 March 2015

Aliran Humanistik dan pendapat Allport



Teori Kepribadian Sehat : Aliran Humanistik dan pendapat Allport

A. Aliran Humanistik
Memahami dan menjelaskan pandangan aliran Humanistik dalam tentang kepribadian yang sehat serta mampu membedakan aliran Psikoanalisa,Behaviortistik dan Humanistik tentang kepribadian yang sehat
Ahli-ahli psikologi pertumbuhan kebanyakan memandang diri mereka sebagai ahli-ahli psikologi humanistik telah memiliki suatu pandangan yang segar terhadap kodrat manusia. Apa yang mereka lihat adalah suatu tipe orang yang berbeda dari apa yang di gambarkan oleh behaviorisme dan psikoanalisis, bentuk-bentuk psikologi tradisional.
Ahli-ahli psikologi humanisik semakin kritis terhadap tradisi-tradisi ini, karena mereka percaya bahwa behaviorisme dan psikoanalisismemberikan pandangan-pandangan terbatas tentang kodrat manusia, mengabaikan puncak-puncak yang akan didaki oleh orang-orang yang memiliki potensi. Tuduhan dari pengeritik-pengeritikini adalah bahwa behaviorisme memperlakukan manusia sebagai suatu mesin " suatu sistem kompleks yang bertingkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum"
Individu digambarkan sebagai suatu organisme yang tersusun baik, teratur, dan ditemtukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, dan kreativitas, seperti suatu alat pengatur napas. Psikoanalisis telah memberi kepada kita hanya sisi yang sakit atau pincang dari kodrat manusia karena hanya berpusat pada tingkah laku yang neurotis dan psikotis. Freud dan orang-orang yang megikuti ajaran-ajarannyamemepelajari kepribadian yang terganggu secara emosional, bukan kepribadian yang sehat yang paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling baik.
Baik behaviorisme maupun psikoanalisis tidakberbicara mengenai potensi kita untuk bertumbuh, keinginan kita untuk menjadi lebih baik atau lebih banyak daripada yang ada. Tentu saja, segi-segi pandangan ini memberikan suatu gambaran yang pesimistis tentang kodrat manusia. Kita dilihat oleh para behavioris sebagi orang-orang yang memberikan respons secra pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan oleh ahli-ahli psikoanalisis sebagai korban dari kekuatan-kekuatan biologis dan konflik-konflik masa kanak-kanak. Konsep kepribadian yang sehat sangat penting. Isinya sulit, menantang, dan kompleks, penuh dengan hal-hal yang tidak diketahui dan kebenaran-kebenaran setengah-setengah, dan sudah pasti merupakan suatu metode dan juga khayalan. Seperti telah diketahui, konsep itu menggambarkan topik yang berusaha mencakup kepribadian manusia.



B. Pendapat Allport
Memahami dan menjelaskan perkembangan proplum sebagai dasar perkembangan kepribadian yang sehat
Allport lebih optimistis tentang kodrat manusia daripada Freud, dan ia memperlihatkan suatu keharuan yang luar biasa terhadap manusi, sifat-sifatnya yang tampaknya bersumber pada masa kanak-kanaknya. Seperti di kemukakan, pandangan-pandangan pribadi dan profesional dari Allport adalah positif, penuh harapan, dan menyanjung-nyanjung. Karena itu salah satu pendekatan yang berguna terhadap pemahaman segi pandangan psikologis Allport adalah mengemukakan tema-tema pokok dari teorinya tentang kepribadian dan menunjukkan bagaimana tema-tema itu berbeda dari apa yang terdapat pada Freud.
Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tak sadar dan tingkah lakumereka tidak ditentukan oleh setan-setan yang ada jauh dalam mereka.
Kepribadian-kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik masa kanak-kanak. Orang-orang yang sehat dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang dan oleh intensi-intensi ke arah masa depan dan antisipasi-antisipasi masa depan. Pandangan orang yang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa-peristiwa kontemporer dan peristiwa-peristiwa yang akan datang dan tidak mundur kembali kepada peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak. Segi pandangan yang sehat ini memberi jauh lebih banyak kebebasan dalam memilih dan bertindak. Karena Allport mengetahui perbedaan-perbedaan antara manusia yang neurotis dan manusia yang sehat ini, maka dia lebih suka mempelajari hanya orang-orang dewasa yang matang.

Sumber :
Schultz,Duane.1991.Psikologi pertumbuhan.Yogyakarta:Kanisius

Sunday, 8 March 2015

Aliran Psikoanalisa



Psikoanlisa

Sigmund Freud (1856-1939) merupakan pendiri psikoanalisis. Menurut Freud pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal atau menyimpang.
Sumbangan terbesar Freud pada teori kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang belum atau tidak mereka sadari. Bagi Freud, kehidupan mental terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah sadar.


Alam Tidak Sadar
Alam tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan maupun insting yang tak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan dan tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita tidak menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut. Misalnya seorang pria bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada seorang wanita tetapi tidak benar-benar memahami alasan dibalik ketertarikannya, yang bisa saja bersifat tidak rasional.

Alam Bawah Sadar
Alam bawah sadar (preconscious) ini memuat semua elemen yang tak disadari, tetapi bisa muncul kesadaran dengan cepat atau agak sukar (Freud, 1993/1964). Isi alam bawah sadar ini datang dari dua sumber, yang pertama adalah persepsi sadar (conscious perception). Apa yang dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat, akan segera masuk ke dalam alam bawah sadar selagi fokus perhatian beralih ke pemikiran lain.
Alam Sadar
Alam sadar (conscious), yang memainkan peran tak berarti dalam teori psikoanalisis, didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bisa masuk ke alam sadar yaitu sistem kesadaran perseptual (perceptual conscious), yaitu terbuka pada dunia luar dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar.
  • Aliran Behavioristik
Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme " termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan"dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau konstrak hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan).
Teori-teori behavioristik adalah proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi langsung belajar dalam menjelaskan perilaku. Semua bentuk tingkah laku manusia adalah hasil belajar yang bersifat mekanistik lewat proses penguatan.

 
Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2010. Teori Kepribadian (Theories of Personality). Jakarta : Salemba Humanika.

Basuki,Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma.

http://wardalisa.staff.gunadarma.ac.id

http://id.wikipedia.org/wiki/Behaviorisme

Kesehatan Mental pertemuan pertama



Pengertian sehat mental dan Kesehatan Mental
Untuk memahami pengertian sehat mental, perlu dipahami pengertian ?sehat? yang terkandung dalam istilah itu. Apa yang dimaksud dengan sehat? Orientasi klasik yang umumnya digunakan dalam kedokteran termasuk psikiatri mengartikan sehat sebagai kondisi tanpa keluhan, baik fisik maupun mental. Orang yang sehat adalah orang yang tidak mempunyai keluhan tentang keadaan fisik dan mentalnya. Sehat fisik artinya tidak ada keluhan fisik. Sedang sehat mental artinya tidak ada keluhan mental.

Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran. Kesehatan emosional tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasasyukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fanaini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku,agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.

Beratus-ratus tahun yang lalu orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah syaitan-syaitan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. Namun, lambat laun ada usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam  menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris adalah salah satu contoh orang yang berjasa dalam mengatasi dan menanggulangi orang-orang yang terkena penyakit mental. Masa-masa Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan.

Beberapa ahli mengemukakan orientasi umum dan pola-pola wawasan kesehatan mental, yang terbagi menjadi tiga orientasi, yaitu :
Orientasi klasik
Orientasi klasik ini banyak digunakan dalam dunia kedokteran, termasuk psikiatri. Menurut pandangan orientasi klasik, individu yang sehat adalah individu yang tidak mempunyai keluhan tertentu, seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri, atau perasaan tak berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan ?sakit? atau ?perasaan tak sehat?, serta mengganggu efisiensi dan efektifitas kegiatan sehari-hari. Individu yang sehat adalah individu yang tidak mempunyai keluhan secara fisik dan mental. Sehat fisik merujuk pada tidak adanya keluhan secara fisik, dan sehat mental merujuk pada tidak adanya keluhan secara mental.
Orientasi penyesuaian diri
Pandangan yang digunakan sebagai landasan orientasi penyesuaian diri adalah pendekatan yang menegaskan bahwa manusia pada umumnya adalah makhluk yang sehat secara mental. Dengan pandangan ini penentuan sehat atau sakit mental dilihat sebagai derajat kesehatan mental. Selain itu, berdasarkan orientasi penyesuaian diri, kesehatan mental dipahami sebagai kondisi kepribadian individu secara utuh. Penentuan derajat kesehatan mental bukan hanya berdasarkan jiwanya tetapi juga berkaitan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan individu dalam lingkungannya. Kesehatan mental seseorang sangat erat kaitannya dengan tuntutan-tuntutan masyarakat tempat dimana individu hidup, masalah-masalah hidup yang dialami, peran sosial dan pencapaian-pencapaian sosialnya.
Kesehatan mental merupakan kemampuan individu untuk secara aktif menyesuaikan diri sesuai tuntutan kenyataan di sekitarnya, yang merujuk pada tuntutan yang berasal dari masyarakat yang secara konkret mewujud dalam tuntutan orang-orang yang ada di sekitarnya. Penyesuaian diri ini tidak mengakibatkan perubahan kepribadian, stabilitas diri tetap terjaga, dan tetap memiliki otonomi diri. Individu dapat menerima apa yang ia anggap baik dan menolak apa yang ia anggap buruk berdasarkan pegangan normatif yang ia miliki. Individu yang sehat akan melihat realitas terhadap masalah yang dihadapinya dan bagaimana kondisi dirinya berkaitan dengan masalah itu sebelum menentukan tindakan yang akan diambil. Individu yang sehat memiliki kemampuan memahami realitas internal dan eksternal dirinya. Ia tidak bereaksi secara mekanik atau kompulsif-repetitif tetapi merespons secara realistis dan berorientasi pada masalah.
Orientasi pengembangan potensi
Menurut pandangan ini, kesehatan mental terjadi bila potensi-potensi kreatifitas, rasa humor, rasa tanggung jawab, kecerdasan, kebebasan bersikap dapat berkembang secara optimal sehingga mendatangkan manfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungan disekitarnya. Individu dianggap mencapai taraf kesehatan mental, bila ia mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan sehingga dapat dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri.
Individu yang sehat mental adalah individu yang dapat dan mampu mengembangkan dan memanfaatkan potensi yang ada pada dirinya untuk kegiatan yang positif-konstruktif, sehingga dapat meningkatkan kualitas dirinya. Pemanfaatan dan pengembangan potensi ini dapat dipergunakan dalam kegiatan dan kehidupan sehari-hari.



Tags

Recent Post